Memahami Keterlibatan Media Online untuk Memerangi Misinformasi
Wawasan Utama
- Misinformasi adalah masalah besar di platform berita online dan media sosial.
- Keterlibatan berita online dapat dibagi menjadi empat tahap: pemilihan sumber, pemilihan informasi, evaluasi, dan reaksi.
- Setiap individu memiliki profil keterlibatan yang unik, dengan waktu yang berbeda-beda yang mereka habiskan pada setiap tahap.
- Mengenali perbedaan individu ini dapat membantu mengidentifikasi kerentanan pribadi terhadap berita palsu.
Spektrum Pengguna Media Sosial: Siapa Anda?
Apakah Anda seorang penggulung yang tidak punya pikiran atau pembaca yang mendalam? Apakah Anda mengatur pengikut Anda untuk memastikan konten berkualitas tinggi, atau apakah Anda menikmati umpan berita yang beragam mulai dari meme kucing hingga artikel perubahan iklim? Mungkin Anda mengikuti banyak pengguna, berharap mendapatkan timbal balik untuk meningkatkan visibilitas Anda. Pendekatan Anda terhadap media daring sangat memengaruhi jenis informasi yang Anda temui dan kerentanan Anda terhadap misinformasi atau "berita palsu".
4 Tahap Keterlibatan dengan Berita Palsu
Ketertarikan pada berita palsu di dunia maya masih menjadi tren yang meresahkan, karena memengaruhi respons terhadap isu-isu sosio-politik seperti pandemi. Beberapa faktor berkontribusi terhadap kerentanan ini. Untuk lebih memahami dan mengatasi faktor-faktor ini, para psikolog telah mengusulkan kerangka kerja untuk berinteraksi secara online dengan berita palsu, yang mencakup empat tahap:
1. Â Â Pemilihan Sumber:
Tahap ini melibatkan penciptaan lingkungan informasi online Anda. Keputusan mengenai akun mana yang akan diikuti didasarkan pada persepsi kepentingan dan agenda yang tumpang tindih.
2. Â Â Seleksi Informasi:
Pada tahap ini, pengguna memutuskan konten mana yang akan dilibatkan lebih lanjut. Isyarat yang mendorong eksplorasi lebih dalam mencakup preferensi terhadap konten baru dan bias terhadap berita negatif.
3. Â Â Evaluasi:
Tahap ini melibatkan penilaian kualitas dan kebenaran konten. Faktor-faktor yang mempengaruhi tahap ini mencakup perbedaan individu dalam pengambilan keputusan secara intuitif dan kerentanan terhadap efek kebenaran ilusi, di mana informasi yang diulang-ulang disalahartikan sebagai kebenaran.
4. Â Â Reaksi:
Tahap terakhir adalah bagaimana pengguna berinteraksi dengan konten---menyukai, berkomentar, atau berbagi. Reaksi dipengaruhi oleh strategi membangun identitas dan jaringan online.
Implikasi dan Wawasan
Kerangka kerja ini membantu dalam memahami dan menganalisis penggunaan konten online dan merancang intervensi untuk melindungi dari misinformasi. Pola keterlibatan masing-masing individu dengan tahapan ini dapat menyoroti kerentanan mereka. Misalnya, mereka yang memercayai sumber yang mereka kurasi mungkin melewatkan evaluasi kritis, sementara mereka yang memiliki beragam pengikut mungkin kesulitan mendapatkan informasi yang berkualitas beragam.
Menyadari perlunya pemilihan informasi penting dan menghindari berita sensasional dapat mengurangi kerentanan. Selain itu, bahkan sumber tepercaya pun harus dievaluasi secara kritis untuk memastikan pemikiran analitis dan pelepasan emosi, sehingga membangun ketahanan terhadap misinformasi.
Seperti apa keterlibatan Anda dengan berita palsu, dan bagaimana Anda dapat mengoptimalkan jejak informasi online Anda?
***
Solo, Kamis, 27 Juni 2024. 11:00 am
Suko Waspodo