Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merangkul Tahun Emas: Menemukan Tujuan dan Kedamaian dalam Penuaan

31 Mei 2024   19:10 Diperbarui: 31 Mei 2024   19:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Shutterstock

Praktik untuk Membingkai Ulang Masa Lalu dan Membangun Masa Kini yang Bermakna

Wawasan Utama

  • Penuaan dan kematian adalah pengalaman universal yang dialami manusia, dan hal tersebut dapat dijalani dengan berbagai cara.
  • Teori Erik Erikson menguraikan tugas-tugas perkembangan untuk setiap tahap kehidupan, termasuk tahun-tahun senior.
  • Merefleksikan kehidupan kita sebagai orang lanjut usia dapat menimbulkan rasa integritas atau keputusasaan.

Bertambahnya usia dan memasuki tahap kehidupan "senior" dapat meresahkan, apa pun keadaan kita. Kecuali kita meninggal dunia sebelum waktunya, kita semua harus menghadapi tantangan usia tua. Khayalan tentang sifat tak terkalahkan yang sering menyertai masa muda pada akhirnya memberi jalan pada kenyataan penuaan yang tidak dapat dihindari. Gejala umum seperti pegal-pegal, susah tidur, dan kehilangan ingatan menjadi lebih umum ketika tubuh dan pikiran kita kehilangan ketahanan masa mudanya.

Meskipun tidak ada seorang pun yang dijamin berumur panjang, setiap orang pada akhirnya akan menghadapi tahap akhir penuaan. Mengamati individu di panti jompo atau fasilitas tempat tinggal berbantuan mengungkapkan spektrum pengalaman penuaan---ada yang menua dengan anggun, ada pula yang mengalami kesulitan.

Erik Erikson, seorang ahli teori perkembangan abad ke-20, mengemukakan bahwa identitas dan kepribadian terus berkembang sepanjang hidup, termasuk tahap akhir. Teori multi-tahap perkembangan manusia menguraikan tonggak psikologis yang berbeda dari masa bayi hingga kematian. Pada masa bayi, misalnya, tahap percaya versus tidak percaya merupakan dasar untuk membangun ego dan identitas individu. Pengasuhan yang andal pada tahap ini menumbuhkan kepercayaan, memungkinkan tugas perkembangan lebih lanjut seperti pembelajaran, sosialisasi, dan pekerjaan.

Dalam kerangka Erikson, tahap terakhir---integritas versus keputusasaan---dimulai sekitar usia 60 tahun. Pada tahap ini, individu merefleksikan kehidupan mereka, menilai apakah mereka telah berhasil dan bermakna. Mereka yang menyimpulkan bahwa kehidupan mereka telah membuahkan hasil dan berharga, meskipun mengalami kesulitan dan kegagalan, sering kali mengalami rasa integritas. Hal ini mengarah pada kebijaksanaan, kepuasan, dan penerimaan kematian tanpa rasa takut. Sebaliknya, mereka yang memandang hidupnya tidak memuaskan dan mengecewakan mungkin mengalami keputusasaan, yang ditandai dengan kesepian, penyesalan, depresi, dan keputusasaan.

Sebuah penelitian di Belgia menguji premis Erikson dengan mengamati warga lanjut usia selama krisis COVID-19, yang menyebabkan stres, kecemasan, dan isolasi sosial. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki integritas ego---yang dapat menerima peristiwa masa lalu dan melihat kehidupan mereka secara koheren---lebih mampu menangani tantangan pandemi ini. Orang-orang ini melaporkan tingkat penerimaan yang lebih tinggi dan lebih sedikit isolasi sosial dan keputusasaan dibandingkan mereka yang memasuki krisis dengan perasaan menyesal dan putus asa.

Menemukan Kepuasan di Tahun-Tahun Berikutnya

Jika Anda mendapati diri Anda memiliki rasa integritas di masa tua Anda, Anda berada pada posisi yang baik untuk berbagi harapan dan kebijaksanaan Anda dengan orang lain dan menikmati waktu yang tersisa. Namun, jika Anda bergumul dengan perasaan putus asa, tidak semuanya hilang. Anda dapat menerapkan praktik untuk mengubah masa lalu, membangun tujuan baru, dan menciptakan pengalaman yang lebih memuaskan di tahun-tahun berikutnya. Praktik-praktik ini termasuk menulis memoar, mencari komunitas, melakukan kesalahan, dan melayani orang lain.

Penulisan Memoar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun