Selain itu, stigma masyarakat seputar pengaturan FWB dapat menimbulkan perasaan bersalah atau malu bagi mereka yang terlibat, terutama jika mereka menyimpang dari norma-norma hubungan tradisional. Oleh karena itu, individu yang terlibat dalam hubungan FWB mungkin menghadapi penilaian atau pengawasan dari orang lain, yang dapat memengaruhi rasa harga diri dan identitas mereka.
Kesimpulan
Kesimpulannya, munculnya hubungan pertemanan yang bermanfaat mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam sikap masyarakat terhadap seks, keintiman, dan persahabatan. Meskipun hubungan romantis tetap menjadi cita-cita konvensional, pengaturan FWB menawarkan alternatif menarik bagi mereka yang mencari keseimbangan antara persahabatan dan kepuasan seksual. Dengan menganut prinsip saling menghormati, komunikasi, dan otonomi, individu dapat menjalin hubungan bermakna yang bertentangan dengan kategorisasi tradisional dan memperkaya kehidupan mereka dengan cara yang tidak terduga.
***
Solo, Selasa, 30 April 2024. 9:05 pm
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H