Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa yang Sebenarnya Dipikirkan dan Dirasakan "Ghoster"

22 Maret 2024   13:45 Diperbarui: 22 Maret 2024   13:57 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: TED Ideas

Ghoster punya banyak alasan mengapa mereka memecat Anda.

Ghosting, tindakan memutuskan komunikasi dengan seseorang secara tiba-tiba tanpa penjelasan atau peringatan, memang bisa memiliki berbagai alasan yang mendasarinya. Meskipun sulit untuk menggeneralisasi apa yang dipikirkan dan dirasakan setiap ghoster, ada beberapa motivasi dan emosi umum yang mungkin mendorong perilaku ini:

1. Menghindari konfrontasi: Ghoster mungkin merasa tidak nyaman dengan konfrontasi atau konflik. Mereka mungkin takut menyakiti perasaan orang lain atau merasa lebih mudah menghilang daripada mengkomunikasikan perasaan mereka yang sebenarnya.

2. Takut pada komitmen: Beberapa ghoster mungkin memiliki masalah komitmen atau takut terlalu dekat dengan seseorang. Mengakhiri komunikasi secara tiba-tiba memungkinkan mereka menjaga jarak dan menghindari potensi kerentanan emosional yang timbul dari hubungan yang lebih dalam.

3. Kurangnya minat atau ketertarikan: Dalam beberapa kasus, ghosting mungkin hanya disebabkan oleh orang tersebut kehilangan minat atau tidak merasakan hubungan yang kuat. Daripada mengungkapkannya secara langsung, mereka memilih menghilang tanpa penjelasan.

4. Ketidakamanan atau harga diri rendah: Individu yang berjuang dengan harga diri atau rasa tidak amannya mungkin melakukan ghosting sebagai cara untuk melindungi diri dari penolakan atau pengabaian.

5. Merasa kewalahan: Terkadang, orang merasa takut karena merasa kewalahan dengan ekspektasi atau tuntutan hubungan. Alih-alih mengomunikasikan perasaannya atau menetapkan batasan, mereka malah menarik diri sepenuhnya.

6. Faktor eksternal: Keadaan hidup, seperti pemicu stres pribadi atau profesional, juga dapat berkontribusi terhadap perilaku ghosting. Orang tersebut mungkin tidak memiliki kapasitas emosional untuk menjalin hubungan pada saat itu dan memilih untuk menarik diri.

7. Ketidakdewasaan atau kurangnya keterampilan komunikasi: Beberapa hantu mungkin tidak memiliki kedewasaan atau keterampilan komunikasi untuk menangani hubungan secara efektif. Mereka mungkin tidak memahami dampak tindakannya terhadap orang lain atau kurang empati untuk mempertimbangkan perasaannya.

8. Pengalaman negatif sebelumnya: Pengalaman penolakan atau pengabaian di masa lalu dapat menyebabkan seseorang mengadopsi ghosting sebagai mekanisme pertahanan agar tidak disakiti lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun