Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hubungan antara Berpikir Kritis dan Teori Kritis

17 Februari 2024   14:53 Diperbarui: 17 Februari 2024   14:53 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Creative Energy Options

Pendekatan Membandingkan

Pemikiran kritis dan teori kritis adalah dua konsep dalam bidang psikologi yang, meskipun terkait, mendekati pemahaman pengetahuan dan dinamika sosial dari perspektif yang berbeda. Mari kita bandingkan keduanya:

Definisi dan Fokus

  • Berpikir Kritis: Berpikir kritis melibatkan analisis obyektif dan evaluasi suatu masalah untuk membentuk penilaian. Ini berfokus pada penalaran, logika, dan bukti untuk menilai validitas argumen atau klaim. Berpikir kritis berupaya mengidentifikasi bias, asumsi, dan kekeliruan dalam proses berpikir.
  • Teori Kritis: Teori kritis, di sisi lain, adalah kerangka kerja yang lebih luas yang berasal dari sosiologi dan filsafat. Buku ini mengkaji masyarakat dan budaya melalui lensa kritis, berupaya mengungkap struktur kekuasaan, kesenjangan, dan ketidakadilan sosial. Teori kritis bertujuan untuk menantang dan mendekonstruksi norma dan sistem sosial yang ada untuk menghasilkan perubahan dan pembebasan sosial.

Pendekatan

  • Berpikir Kritis: Berpikir kritis terutama berkaitan dengan proses penalaran dan pemecahan masalah. Ini menekankan keterampilan seperti analisis, interpretasi, inferensi, penjelasan, dan evaluasi. Berpikir kritis sering kali diajarkan sebagai seperangkat keterampilan yang dapat diterapkan di berbagai domain dan disiplin ilmu.
  • Teori Kritis: Teori kritis mengambil pendekatan yang lebih interdisipliner dan holistik, yang diambil dari bidang-bidang seperti sosiologi, psikologi, antropologi, dan ilmu politik. Bab ini mengkaji asumsi-asumsi mendasar dan dinamika kekuasaan yang membentuk pengalaman individu dan kolektif. Teori kritis sering kali menggunakan metodologi seperti analisis sejarah, analisis wacana, dan penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi fenomena sosial.

Tujuan

  • Berpikir Kritis: Tujuan utama berpikir kritis adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir rasional, mandiri, dan skeptis. Hal ini bertujuan untuk membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk menavigasi isu-isu kompleks, membuat keputusan, dan berkomunikasi secara efektif.
  • Teori Kritis: Teori kritis berupaya mengungkap bentuk-bentuk penindasan dan dominasi yang tersembunyi dalam masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang ketidakadilan sosial dan memberdayakan kelompok marginal untuk melawan struktur yang menindas. Para ahli teori kritis sering menganjurkan perubahan sosial dan penciptaan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

Aplikasi

  • Berpikir Kritis: Berpikir kritis dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan, bisnis, kesehatan, dan kehidupan sehari-hari. Hal ini sangat berguna dalam situasi yang memerlukan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau analisis informasi yang kritis.
  • Teori Kritis: Teori kritis sering diterapkan dalam penelitian akademis, aktivisme sosial, dan pekerjaan advokasi. Hal ini menginformasikan upaya untuk mengatasi isu-isu seperti rasisme, seksisme, klasisme, homofobia, dan bentuk diskriminasi lainnya. Para ahli teori kritis mungkin terlibat dalam aktivitas seperti pengorganisasian komunitas, advokasi kebijakan, dan kritik budaya.

Ringkasnya, meskipun pemikiran kritis dan teori kritis memiliki beberapa kesamaan dalam penekanannya pada mempertanyakan asumsi dan memeriksa bukti, keduanya berbeda dalam ruang lingkup, fokus, dan tujuannya. Pemikiran kritis lebih mementingkan penalaran individu dan pemecahan masalah, sedangkan teori kritis mengambil pendekatan interdisipliner yang lebih luas untuk menganalisis dan mentransformasi masyarakat.

***

Solo, Sabtu, 17 Februari 2024. 2:44 pm

Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun