Pengorbanan yang dilakukan manusia prasejarah menciptakan manusia abad ke-21 yang lebih baik.
Gagasan bahwa membantu orang lain juga dapat bermanfaat bagi si penolong didasarkan pada berbagai teori dan penelitian psikologi. Berikut beberapa alasan mengapa membantu orang lain dianggap mempunyai dampak positif bagi individu:
Ikatan Sosial dan Kerjasama: Pada zaman prasejarah, kerja sama dan ikatan sosial sangat penting untuk kelangsungan hidup. Individu yang bekerja sama dalam kelompok lebih mungkin mengatasi tantangan dan ancaman. Membantu orang lain memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup bersama.
Psikologi Evolusioner: Psikologi evolusioner menyatakan bahwa perilaku tertentu, termasuk altruisme dan kerja sama, telah berevolusi karena memberikan keuntungan bagi kelangsungan hidup dan reproduksi individu dan kerabatnya. Membantu orang lain bisa menjadi sifat yang meningkatkan kebugaran kelompok secara keseluruhan.
Teori Pertukaran Sosial:Â Teori pertukaran sosial berpendapat bahwa orang-orang terlibat dalam hubungan sosial berdasarkan prinsip timbal balik. Membantu orang lain dapat menciptakan rasa kewajiban pada penerimanya, yang mungkin akan lebih cenderung untuk membalasnya di masa depan. Pertukaran timbal balik ini dapat menghasilkan dukungan dan kerja sama sosial jangka panjang.
Imbalan Neurobiologis:Â Tindakan kebaikan dan membantu orang lain telah dikaitkan dengan pelepasan zat kimia saraf seperti oksitosin dan dopamin. Bahan kimia ini dikaitkan dengan emosi positif dan dapat berkontribusi pada peningkatan rasa sejahtera dan bahagia.
Peningkatan Kesejahteraan: Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa melakukan perilaku prososial, seperti membantu orang lain, dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Hal ini dapat berkontribusi pada tujuan, makna, dan hubungan, yang merupakan komponen penting dari kesejahteraan psikologis.
Mengurangi Stres dan Meningkatkan Kesehatan: Tindakan kebaikan dan membantu orang lain telah dikaitkan dengan tingkat stres yang lebih rendah dan peningkatan kesehatan fisik. Emosi positif yang terkait dengan membantu dapat memberikan efek buffering terhadap dampak negatif stres pada tubuh.
Umpan Balik Sosial Positif: Membantu orang lain sering kali menghasilkan umpan balik dan penguatan sosial yang positif. Umpan balik positif ini dapat meningkatkan harga diri dan berkontribusi terhadap citra diri yang positif, memperkuat kemungkinan terlibat dalam perilaku prososial di masa depan.
Norma Budaya dan Sosial: Banyak masyarakat menghargai dan mempromosikan gagasan membantu orang lain sebagai perilaku positif dan berbudi luhur. Individu yang mematuhi norma-norma budaya dan sosial yang terkait dengan altruisme mungkin mengalami persetujuan dan penerimaan sosial, yang selanjutnya berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka.
Singkatnya, kecenderungan untuk membantu orang lain mungkin memiliki akar evolusi, dan penelitian kontemporer menunjukkan bahwa melakukan perilaku prososial dikaitkan dengan berbagai manfaat psikologis dan fisiologis. Konsep "orang-orang abad ke-21 yang lebih baik" dapat dipandang sebagai kelanjutan dari sifat-sifat sosial positif yang menguntungkan di masa lalu.
***
Solo, Selasa, 23 Januari 2024. 10:19 am
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H