Otoritarianisme mengacu pada bentuk pemerintahan atau struktur sosial yang ditandai dengan kekuasaan pusat yang kuat dan kebebasan politik yang terbatas. Daya tarik otoritarianisme dapat dipahami melalui berbagai faktor psikologis yang beresonansi pada individu atau kelompok tertentu. Penting untuk diingat bahwa manusia itu kompleks, dan tidak semua orang tertarik pada ideologi otoriter karena alasan yang sama. Berikut beberapa faktor psikologis yang mungkin berkontribusi terhadap daya tarik otoritarianisme:
1. Ketakutan dan Ketidakpastian:Â Pemimpin otoriter sering kali menjanjikan stabilitas dan ketertiban pada saat terjadi kekacauan atau ketidakpastian. Hal ini menarik bagi individu yang mungkin merasa cemas atau terancam oleh kompleksitas dan ketidakpastian dunia.
2. Kebutuhan akan Keamanan:Â Para pemimpin otoriter memproyeksikan citra keamanan dan perlindungan yang kuat. Individu yang memprioritaskan keselamatan dan ketertiban dibandingkan kebebasan pribadi mungkin tertarik pada pemimpin yang berjanji untuk menjaga kontrol dan ketertiban secara ketat.
3. Kepribadian Otoriter: Beberapa individu memiliki kecenderungan terhadap otoritarianisme karena ciri-ciri kepribadian mereka. Psikolog Theodor Adorno dan rekan-rekannya mengembangkan konsep "kepribadian otoriter", yang ditandai dengan tingkat ketaatan yang tinggi terhadap otoritas, kesediaan untuk tunduk pada mereka yang berstatus sosial lebih tinggi, dan permusuhan umum terhadap kelompok luar.
4. Mentalitas Kita vs. Mereka: Para pemimpin otoriter sering kali menggunakan retorika yang memecah-belah sehingga menciptakan kesan "kita versus mereka". Hal ini menumbuhkan rasa identitas kelompok yang kuat di antara para pendukung dan dapat menyebabkan individu mengabaikan kekurangan pemimpin demi mempertahankan kelompok yang kohesif.
5. Keinginan akan Kepastian:Â Pemimpin otoriter cenderung menyajikan pandangan dunia yang jelas dan sederhana serta solusi langsung terhadap permasalahan yang kompleks. Hal ini mungkin menarik bagi individu yang merasa tidak nyaman dengan ambiguitas dan mencari jawaban yang jelas.
6. Faktor Budaya dan Sejarah:Â Faktor sejarah dan budaya memainkan peran penting dalam membentuk sikap masyarakat terhadap otoritas. Masyarakat yang pernah mengalami periode ketidakstabilan atau ancaman eksternal mungkin lebih rentan menerima pemimpin otoriter yang menjanjikan keamanan dan kekuatan.
7. Ketidakamanan Ekonomi: Kesulitan ekonomi dapat berkontribusi pada daya tarik otoritarianisme, karena individu yang menghadapi ketidakstabilan keuangan mungkin akan tertarik pada pemimpin yang menjanjikan pertumbuhan ekonomi dan keamanan kerja.
8. Pengaruh Media: Media, khususnya media sosial, dapat memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan memperkuat ideologi otoriter. Propaganda, misinformasi, dan manipulasi informasi dapat berkontribusi terhadap daya tarik para pemimpin otoriter.
Penting untuk menyadari bahwa faktor-faktor ini saling berhubungan dan dapat bervariasi antar individu dan konteks. Daya tarik otoritarianisme merupakan fenomena kompleks yang melibatkan kombinasi faktor psikologis, sosial, dan sejarah. Para peneliti terus mengeksplorasi dinamika ini untuk lebih memahami mekanisme yang mendasari ketertarikan terhadap ideologi otoriter.
***
Solo, Minggu, 31 Desember 2023. 11:03 am
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H