Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lingkaran Setan yang Menghubungkan Depresi, Insomnia, dan Apnea

26 Desember 2023   10:15 Diperbarui: 26 Desember 2023   10:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Lifepack.id

Depresi, insomnia, dan sleep apnea saling berhubungan dalam hubungan yang kompleks dan dua arah. Lingkaran setan ini seringkali memperburuk gejala setiap kondisi, menciptakan situasi yang menantang bagi individu yang terkena gangguan ini. Mari kita jelajahi bagaimana ketiga kondisi ini saling terkait:

1. Insomnia dan Depresi

  • Gangguan Tidur: Insomnia, yang ditandai dengan kesulitan tidur atau tetap tertidur, adalah gejala umum depresi. Penderita depresi mungkin mengalami gangguan tidur, seperti terbangun di pagi hari atau kesulitan mempertahankan tidur sepanjang malam.
  • Perubahan Neurokimia: Depresi dikaitkan dengan perubahan aktivitas neurotransmitter, khususnya serotonin dan norepinefrin. Perubahan ini dapat mengganggu siklus tidur-bangun normal dan berkontribusi terhadap insomnia.

2. Depresi dan Apnea Tidur

  • Pertambahan Berat Badan dan Perubahan Fisik: Depresi dapat menyebabkan perubahan aktivitas fisik, kebiasaan makan, dan penambahan berat badan. Pertambahan berat badan, terutama di sekitar leher, dapat meningkatkan risiko terjadinya apnea tidur obstruktif (OSA), yaitu sejenis apnea tidur yang ditandai dengan penyumbatan sebagian atau seluruh saluran napas bagian atas saat tidur.
  • Peradangan: Depresi dikaitkan dengan peningkatan peradangan di tubuh, yang dapat berkontribusi pada perkembangan atau eksaserbasi apnea tidur.

3. Apnea Tidur dan Insomnia

  • Tidur Terfragmentasi: Sleep apnea dapat menyebabkan tidur terfragmentasi karena terbangun berulang kali sepanjang malam. Fragmentasi ini dapat menyebabkan gejala insomnia, sehingga menyulitkan individu untuk mengalami tidur restoratif.
  • Kantuk di Siang Hari: Gangguan tidur yang disebabkan oleh apnea tidur dapat menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari, yang dapat menyebabkan kesulitan tidur di malam hari, sehingga melanggengkan siklus insomnia.

Memutus Lingkaran Setan

1. Perawatan Komprehensif: Mengatasi satu komponen siklus saja mungkin tidak cukup. Seringkali diperlukan pendekatan komprehensif yang mempertimbangkan ketiga kondisi tersebut.

2. Terapi untuk Depresi: Psikoterapi dan farmakoterapi efektif dalam mengobati depresi, berpotensi meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi gejala insomnia.

3. Kebersihan Tidur untuk Insomnia: Menerapkan praktik kebersihan tidur yang baik, seperti menjaga jadwal tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari stimulan sebelum tidur, dapat membantu mengatasi insomnia.

4. Terapi CPAP untuk Sleep Apnea: Terapi Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) adalah pengobatan umum untuk sleep apnea. Ini melibatkan penggunaan mesin yang mengalirkan aliran udara secara konstan untuk menjaga jalan napas tetap terbuka selama tidur, sehingga meningkatkan kualitas tidur.

5. Modifikasi Gaya Hidup: Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk olahraga teratur, pola makan seimbang, dan manajemen stres, dapat memberikan efek positif pada kesehatan mental dan tidur.

Penting bagi individu yang mengalami gejala depresi, insomnia, atau apnea tidur untuk mencari bantuan profesional. Penyedia layanan kesehatan dapat melakukan penilaian menyeluruh dan mengembangkan rencana perawatan yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik individu.

***

Solo, Selasa, 26 Desember 2023. 10:09 am

Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun