Keinginan akan kebaruan seksual dapat dipahami melalui berbagai perspektif psikologis dan evolusi. Penting untuk dicatat bahwa motivasi individu untuk mencari kebaruan seksual dapat sangat bervariasi, dan tidak semua orang mengalami keinginan ini pada tingkat yang sama. Berikut adalah beberapa faktor psikologis utama yang mungkin berkontribusi terhadap keinginan akan kebaruan seksual:
Perspektif Evolusioner
- Keanekaragaman sebagai Keunggulan Evolusioner:Â Dari sudut pandang evolusi, hasrat akan kebaruan seksual dapat dilihat sebagai mekanisme yang mendorong keragaman genetik. Mencari pengalaman seksual baru mungkin bermanfaat bagi nenek moyang kita dalam hal meningkatkan peluang keberhasilan reproduksi dan variasi genetik pada keturunannya.
Faktor Biologis
- Pelepasan Dopamin:Â Kebaruan dan kegembiraan dalam pengalaman seksual dapat menyebabkan pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan dan penghargaan. Respons neurologis ini dapat menciptakan hubungan positif dengan rangsangan seksual baru, sehingga memperkuat keinginan akan variasi.
Plastisitas Erotis
- Perbedaan Gender:Â Penelitian menunjukkan bahwa pria dan wanita mungkin berbeda dalam respons mereka terhadap hal-hal baru dalam seksual. Beberapa penelitian menyatakan bahwa perempuan mungkin memiliki tingkat plastisitas erotis yang lebih tinggi, yang berarti hasrat dan respons seksual mereka bisa lebih fleksibel dan dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan situasional.
Kebutuhan Psikologis
- Pencarian Sensasi:Â Individu dengan tingkat pencarian sensasi yang tinggi mungkin lebih cenderung mencari pengalaman baru dan menarik, termasuk dalam bidang seksualitas. Sifat ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Dinamika Hubungan
- Rutinitas dan Prediktabilitas: Dalam hubungan jangka panjang, pengalaman seksual yang rutin dan dapat diprediksi dapat menyebabkan penurunan gairah. Mencari hal-hal baru dapat menjadi cara bagi individu untuk memecahkan kebosanan dan mempertahankan kegembiraan dalam hubungan seksual mereka.
Pengaruh Budaya dan Sosial
- Media dan Budaya: Faktor budaya, termasuk penggambaran seksualitas di media, dapat berkontribusi dalam membentuk ekspektasi dan preferensi individu. Paparan pengalaman seksual yang beragam melalui media dapat memengaruhi keinginan akan hal baru.
Perbedaan Individu
- Kepribadian dan Preferensi: Ciri-ciri dan preferensi kepribadian individu berperan dalam keinginan akan hal-hal baru dalam seksual. Keterbukaan terhadap pengalaman, ciri kepribadian yang terkait dengan kemauan untuk mengeksplorasi ide dan pengalaman baru, mungkin terkait dengan hasrat yang lebih besar terhadap variasi seksual.
Penting untuk ditekankan bahwa faktor-faktor ini berinteraksi dengan cara yang kompleks, dan terdapat variabilitas yang cukup besar dalam pengalaman dan preferensi individu. Selain itu, tidak semua orang memiliki tingkat ketertarikan yang sama terhadap kebaruan seksual, dan faktor-faktor seperti norma budaya, nilai-nilai pribadi, dan komunikasi dalam hubungan dapat memengaruhi dinamika ini.
***
Solo, Jumat, 8 Desember 2023. 9:33 pm
Suko Waspodo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H