Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Menulis Puisi Menjadi Penyelamat Pengolahan Trauma

6 November 2023   09:05 Diperbarui: 6 November 2023   09:06 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis puisi memang bisa menjadi penyelamat bagi individu yang mengolah trauma. Mengekspresikan perasaan dan pengalaman melalui puisi menawarkan jalan keluar yang unik dan terapeutik karena beberapa alasan:

Katarsis Emosional: Puisi memungkinkan individu untuk menyelami emosi mereka secara mendalam, memberikan ruang yang aman untuk mengekspresikan perasaan yang seringkali membebani dan kompleks terkait dengan trauma. Tindakan mengungkapkan emosi ini dapat memberikan rasa kelepasan dan kelegaan.

Ekspresi Simbolis: Puisi sering kali mengandalkan metafora, simbolisme, dan perumpamaan untuk menyampaikan emosi dan pengalaman yang kompleks. Hal ini memungkinkan individu untuk mengomunikasikan trauma mereka secara tidak langsung, sehingga mengurangi potensi terjadinya trauma ulang dan membuatnya lebih mudah untuk diatasi.

Rasa Kendali: Menulis puisi memberdayakan individu untuk mendapatkan kembali rasa kendali atas narasi mereka. Trauma dapat membuat orang merasa tidak berdaya, tetapi membuat puisi memberi mereka kemampuan untuk membentuk dan menyusun pengalaman dengan cara yang masuk akal bagi mereka.

Eksplorasi dan Introspeksi: Melalui puisi, masyarakat dapat menelusuri seluk-beluk trauma yang dialaminya serta dampaknya terhadap kehidupan. Introspeksi ini dapat menjadi bagian penting dari proses penyembuhan, karena memungkinkan individu untuk lebih memahami diri mereka sendiri dan reaksi mereka.

Koneksi dan Validasi: Berbagi puisi dengan orang lain dapat menumbuhkan rasa koneksi dan validasi. Ketika orang lain membaca dan menanggapi sebuah puisi, hal ini dapat memberikan kepastian bahwa perasaan seseorang dipahami dan diakui, sehingga mengurangi perasaan terisolasi.

Ekspresi Kreatif: Puisi memungkinkan kreativitas dan ekspresi pribadi. Ini bisa menjadi cara untuk menyalurkan rasa sakit akibat trauma menjadi sesuatu yang indah atau bermakna, mengubah penderitaan menjadi seni.

Penyembuhan melalui Bahasa: Tindakan menemukan kata-kata untuk menggambarkan pengalaman traumatis dapat memberdayakan dan memfasilitasi proses penyembuhan. Ini dapat membantu individu memahami trauma mereka dan mengintegrasikannya ke dalam narasi pribadi mereka.

Komunitas dan Dukungan: Ada banyak kelompok dukungan, lokakarya, dan komunitas online yang berfokus pada penulisan terapi dan puisi untuk para penyintas trauma. Terlibat dengan komunitas-komunitas ini dapat memberikan individu rasa memiliki dan dukungan.

Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun menulis puisi dapat menjadi alat yang berharga untuk memproses trauma, menulis puisi bukanlah pengganti bantuan profesional saat dibutuhkan. Trauma dapat memiliki dampak yang mendalam dan bertahan lama pada kesehatan mental, dan mencari bantuan dari terapis atau konselor yang ahli dalam bidang trauma sangatlah penting bagi banyak orang. Puisi dapat digunakan bersama dengan pendekatan terapeutik lainnya untuk mendukung penyembuhan dan pemulihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun