Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan dan Pekerja Teks Komersial

Aku hanya debu di alas kaki-Nya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cermin | Tersesat di Hutan Larangan

26 September 2023   06:24 Diperbarui: 26 September 2023   06:34 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Digital painting by Elsborg

Pada suatu hari yang cerah di musim kemarau, empat teman, yaitu Ryan, Sarah, Lisa, dan David, memutuskan untuk melakukan perjalanan petualangan ke Hutan Larangan. Hutan itu terkenal karena berbagai cerita misteri yang mengelilinginya, termasuk kisah tentang orang-orang yang pernah tersesat dan tidak pernah kembali.

Mereka tiba di pinggiran hutan pada pagi hari dan mulai mendaki masuk ke dalam hutan dengan semangat yang tinggi. Mereka membawa bekal, peta, kompas, dan peralatan camping lengkap. Namun, ketika mereka semakin masuk ke dalam hutan, mereka mulai merasa bahwa sesuatu tidak beres. Peta yang mereka bawa nampaknya tidak sesuai dengan struktur hutan yang sesungguhnya.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka menyadari bahwa mereka telah tersesat. Mereka mencoba untuk menggunakan kompas, tetapi kompas itu terlihat aneh, jarumnya terus berputar-putar tanpa menunjuk arah yang pasti. Cuaca pun tiba-tiba berubah menjadi gelap dan mendung, sehingga sulit bagi mereka untuk menentukan arah.

Malam mulai menjelang, dan keempat teman tersebut memutuskan untuk mendirikan tenda untuk bermalam. Mereka berharap bahwa besok pagi mereka akan dapat menemukan jalan keluar dari hutan ini. Namun, malam itu menjadi sangat menyeramkan. Mereka mendengar suara-suara aneh, seperti gemuruh di kejauhan, dan bayangan-bayangan misterius bergerak di sekitar tenda mereka.

Keesokan paginya, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka meskipun belum menemukan jalan keluar. Mereka berjalan terus, mencoba mengikuti matahari yang muncul di langit. Namun, semakin dalam mereka berjalan, semakin terasa bahwa hutan ini seperti sebuah labirin yang tidak memiliki akhir.

Setelah beberapa hari tersesat di dalam Hutan Larangan, persediaan makanan dan air mereka hampir habis. Mereka merasa semakin putus asa dan ketakutan. Pada suatu malam, ketika mereka sedang duduk di sekitar api unggun, mereka mendengar suara-suara yang mendebarkan. Suara-suara itu terdengar seperti bisikan-bisikan aneh yang mengelilingi mereka.

Ketika mereka berusaha mengidentifikasi sumber suara itu, tiba-tiba, sekelompok makhluk misterius muncul dari bayangan hutan. Makhluk-makhluk itu terlihat seperti roh-roh hutan yang menjaga Hutan Larangan. Mereka memperingatkan keempat teman itu untuk segera meninggalkan hutan ini sebelum mereka hilang selamanya.

Dengan ketakutan yang mendalam, Ryan, Sarah, Lisa, dan David segera meninggalkan api unggun dan berlari secepat mungkin menjauhi makhluk-makhluk itu. Mereka tidak berhenti berlari sampai akhirnya, setelah beberapa jam, mereka tiba di pinggiran hutan. Mereka merasa lega dan bersyukur karena berhasil keluar dari Hutan Larangan.

Setelah pengalaman menakutkan itu, mereka berjanji untuk tidak pernah lagi mencoba mengeksplorasi Hutan Larangan. Mereka tahu bahwa cerita misteri tentang hutan itu tidak hanya sekadar mitos. Sesuatu yang tak terduga dan mengerikan benar-benar bersembunyi di dalamnya, dan mereka bersyukur bahwa mereka berhasil selamat dari petualangan mengerikan tersebut.

***
Solo, Selasa, 26 September 2023. 6:19 am
Suko Waspodo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun