Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - bukan penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seorang yang sedang terus belajar menulis agar tulisannya layak dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuburan Harapan

1 Juli 2020   09:42 Diperbarui: 1 Juli 2020   09:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku berdiri sendirian, menyaksikan mimpiku lewat
semua harapan dan impianku hancur seperti kaca pecah

aku duduk sendirian di kuburan yang diterangi cahaya bulan
jiwaku hilang dan gemetar, seakan ketakutan
aku mendengar panggilan samar dari kejauhan
aku mendongak, dan menghapus air mataku yang berkabut

cahaya bulan bersinar di balik bukit
di sana dia berdiri, menunggu
menunggu air mata berkabutku berlalu

karena cahaya bulan bersinar jauh di luar jangkauanku
di sana dia akan berdiri, menungguku

seperti bayangan kabut membawaku
sekilas harapan mencari aku
di sana, dia menjangkau aku

saat aku berdiri, dalam pelukannya
ketakutanku mencair ke tangannya
saat dia menghiburku, aku tersenyum
ingatanku tenggelam dalam harmoni

menatap mata beningnya yang penuh kasih
menenangkan jiwaku dengan ciuman tulus

keheningan yang damai menenangkan aku dalam pelukannya
dia menggenggam aku dengan pegangannya yang berharga
berharap aku tidak pergi

bisikan samar bergema di telinganya
"Aku tidak akan pernah pergi"

senyum muncul di wajahnya
genggamannya dengan sengaja menyingkirkanku

ciuman lembutnya membuatku tertidur
sementara suaranya yang lembut bernyanyi untukku

dalam tidurku aku berbisik
"Aku sangat mencintaimu"
"Jangan biarkan aku pergi"

***
Solo, Rabu, 1 Juli 2020. 9:19 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun