Terdapat jenis-jenis kegagalan yang dapat mengurangi mutu pelayanan kesehatan yaitu komunikasi yang terlambat, komunikasi yang gagal melakukan tujuan yang tepat, komunikasi yang tidak lengkap atau akurat, dan komunikasi yang tujuannya tidak tercapat (Lingard et al, 2004).Â
Kegagalan tersebut berdampak langsung terhadap kondisi klien. Selain hal tersebut, individu yang mengalami kegagalan komunikasi interprofesional yang berdampak gagalnya pemenuhan salah satu kode etik perawat dapat menerima konsekuensi berupa kritik dan menerima perlakuan dikucilkan dari masyarakat sesuai dengan prinsip etik.
Kegagalan komunikasi interprofesional terjadi pada beberapa kasus dan menyebabkan dampak buruk terhadap klien. Dikutip dari laman berita merdeka.com, terdapat salah satu kasus kesalahan komunikasi yang terjadi di salah satu rumah sakit umum daerah (RSUD) yang menyebabkan terlambatnya pelayanan kesehatan kepada pasien.Â
Sumber media tersebut menyebutkan alasan terlambatnya penanganan karena banyaknya jumlah pasien di instansi gawat darurat yang mengakibatkan adanya kesalahan komunikasi tenaga kesehatan sehingga berdampak terhadap pelayanan pasien.Â
Selain itu, dikutip dari kompas.com, terdapat kasus kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sehingga menyebabkan kematian pada bayi di salah satu RSUD.Â
Kejadiannya bermula ketika ada ibu hamil yang ingin melahirkan tetapi hanya diperiksa oleh siswa praktik. Bidan tidak masuk ke dalam ruangan meskipun pasien mau melahirkan. Sementara ini ketika air ketuban dari pasien tersebut keluar, para siswa praktek hanya mengarahkan pasien untuk sabar menunggu.Â
Selanjutnya tiga bidan datang saat air ketuban mulai menering dan membuat bidan tersebut bingung. Bidan tersebut terlihat kebingungan sambil mempersiapkan beberapa alat untuk menangani pasien tersebut. Bayi dilahirkan dengan keadaan diam serta tidak menangis, kemudian barulah dokter yang seharusnya mengangani pasien tersebut datang.
Menurut penulis, kedua kasus tersebut merupakan kelalaian dari petugas kesehatan yang salah satu faktor kelalaiannya yaitu kurang efektifnya komunikasi interprofesional yang dilakukan.Â
Pada kasus pertama, didasari oleh banyaknya pasien sehingga mengakibatkan kegagalan komunikasi. Kasus kedua terdapat kegagalan komunikasi antara siswa praktek, bidan, serta dokter yang mengakibatkan terlambatnya penanganan pasien sehingga memberikan dampak buruk. Kedua kasus tersebut dapat dijadikan pengingat bahwa tenaga kesehatan memerlukan komunikasi interprofesional yang baik dan efektif.
Kode etik merupakan landasan penting yang perlu dijadikan pedoman dalam menjalankan profesi. Khususnya pada kode etik perawat sub topik perawat dan teman sejawat, perlunya banyak usaha untuk dapat mewujudkan kode etik tersebut.Â
Salah satu cara pemenuhan kode etik tersebut adalah dengan menjalankan komunikasi interprofesional yang efektif. Komunikasi interprofesional yang baik dapat membawa keharmonisan hubungan antar tenaga kesehatan dan memelihara keserasian lingkungan tempat dilaksanakannya pelayanan kesehatan. Komunikasi interprofesional yang efektif dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap klien.