Tau dong cerita tentang Sipitung? Pastinya iya... terlebih mereka yang memang warga Betawi. Sipitung bukan sekedar legenda tapi sejarah sudah mencatat sosoknya, sepak terjangnya pun baik tentang riwayat hidupnya, petualangannya, juga kematiannya.
Sipitung yang lahir tahun 1866 di Pengumben sebuah desa di Rawa Belong Jakarta, anak dari pasangan Bapak Piung dan Ibu Pinah. Masa kecilnya dihabiskan di Pesantren, selain mengaji juga belajar silat. Meninggal tanggal 14 Oktober 1893 di Tanah Abang Jakarta, konon  Sipitung adalah seorang bandit atau penjahat pada abad  ke-19 di Batavia, Hindia Belanda. Dia kerap merampok rumah rumah tuan tanah yang kaya raya kemudian hasil rampokannya dibagi bagi kepada rakyat miskin hingga dia pun dijuluki jagoan yang baik hati atau Robin Hood dari Betawi.
Sempat menjadi buronan kelas kakap polisi kolonial pada masa itu karena ulahnya yang merampok tadi, namun Sipitung sering meloloskan diri dari kejaran polisi, hingga di kalangan warga Betawi mengatakan kalau Sipitung memiliki kekuatan supranatural atau dikelilingi kabut mitos. Hingga kabar kematiannya pun berkembang penuh mitos.
Kematian Sipitung langsung dilupakan orang--orang Belanda, tidak dengan Indonesia, kisah Sipiitung tetap dikenang lewat lenong maupun Film juga rumah peninggalannya yang menjadi museum dan tempat destinasi yang kerap dikunjungi masyarakat baik masyarakat lokal atau luar.
Tak cukup mendengar kisahnya, ingin melihat secara langsung rumah Sipitung Jawara Betawi itu, maklum karena memang belum pernah ke sana sama sekali. Kebetulan Clickkompasiana pun mengadakan jalan-jalan seru ke rumah Sipitung dan Pantai Marunda pada Sabtu, 13 Juli lalu, nah selagi ada kesempatan... kenapa tidak diambil, saya pun tertarik dan ikut. Â
Janjian sama clickers lainnya di stasiun Kota tepat pukul 14.00wib pada tanggal yang sudah ditetapkan oleh sang ratu Kak Muthiah. Saya sempat berpikir, apakah waktu saya keburu atau tidak, karena paginya saya pun punya acara di Museum Istana Kepresidenan Bogor, apa???
Di stasiun Kota sudah ada Kak Muthiah, Mba Okti beserta anak dan suaminya, Pak...siapa ya, haduh maaf saya lupa, maklum baru jumpa. Saya pun mencari sosok Mba Annisa yang baik banget sama saya, setelah Kak Muthiah, aseek....Â
Konon Annisa lagi meeting sama temannya, wih... memang luar biasa ya Annisa...banyak job. Rupannya masih ada yang ditunggu lagi lagi Mba Windhu.... sementara clickers lainnya menunggu di tempat berbeda seperti Mas Bowo dan yang lainnya.
Selang beberapa lama yang ditunggu pun akhirnya muncul. Kami pun melanjutkan perjalan kembali naik KRL jurusan Tanjung Priuk. Di KRL Mba Windhu berkelakar, Â katanya saya kok jadi mirip Pak Yon Bayu, haduh... ada ada saja iya. Waktu di Cisarua beberapa waktu lalu, saya dibilang mirip mba Annisa. Mba Windhu, nanti kalau ada acara seru seruan saya akan bilang ke pak Yon Bayu, kamu tak diajak. Haha......
Tiba di stasiun Tanjung Priuk, kami melanjutkan dengan menaiki Trans menuju lokasi. Hmmm....agak macet iya... maklum daerah industri. Tak lama akhirnya Trans yang kami tumpangi berhenti dan kami sampai di wilayah Marunda. Naluri pepotoan langsung timbul, cepret sana cepret sini, begitu deh....sambil berjalan kaki menuju kediaman Sipitung.
Kami rombongan clickers masuk ke dalam rumah Sipitung, layaknya rumah tinggal, memasuki bagian rumah di bagian depan yaitu beranda, begitu masuk saya sempat dikagetkan karena saya melihat ada sebuah patung berdiri tegak berada tepat di sudut ruangan bagian depan, mungkin seperti itulah gambaran Sipitung dengan pakaian serba hitam. Juga lengkap kursi dan mejanya, ditas meja ada beberapa stoples, menurut saya itu adalah makanan ringan yang selalu tersedia di atas meja dan bagi siapa yang datang disambut dengan baik dengan suguhan makanan ringan, jika saya boleh mendiskripsikan, seperti itu.
Setelah kamar tidur, masuk lebih jauh lagi ke dalam, disana ada ruang tengah juga ruang makan.Â
Baru mau menyantap makanan, segerombol meong sudah datang, wih.....banyak. Sepertinya kucing kicing itu pun tau kalau bosnya Kak Muthiah jadi kucingnya pada melipir mendekati Kak muthiah minta makan sesekali mendekati Mba Annisa, pemandangan dan pengalaman yang menarik.
Makasi manteman... See you all