Mohon tunggu...
sukmatan
sukmatan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa universitas Pamulang ( unpam )

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Fenomena Viral "FOMO" di Era Media Sosial: Analisis Menggunakan Teori Agenda-Setting

2 Januari 2025   09:14 Diperbarui: 2 Januari 2025   09:14 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar fomo ( sumber ; https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13931/Fear-Of-Missing-Out-FOMO-Ketakutan-Kehilangan-Momen.html )

Dalam era digital yang serba cepat, fenomena Fear of Missing Out (FOMO) menjadi isu menarik yang semakin relevan. FOMO, atau rasa takut ketinggalan, sering terjadi pada pengguna media sosial yang merasa harus terus terhubung dengan informasi terkini, acara sosial, atau tren yang sedang berlangsung. Fenomena ini berdampak pada kesehatan mental, meningkatkan kecemasan, bahkan memicu gangguan tidur pada banyak individu.  

Bagaimana fenomena ini terjadi dan mengapa begitu memengaruhi pengguna media sosial? Salah satu teori komunikasi, yakni Agenda-Setting,  dapat membantu menjelaskan hubungan antara media dan efek psikologis pada individu.  

Agenda-Setting dan Peran Media  

Teori Agenda-Setting, yang dikembangkan oleh McCombs dan Shaw, menyatakan bahwa media memiliki kekuatan untuk menentukan isu-isu yang dianggap penting oleh publik. Melalui seleksi berita atau konten yang ditonjolkan, media membentuk persepsi audiens tentang prioritas informasi. Dalam konteks media sosial, algoritma platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter berperan serupa: mereka menentukan konten apa yang lebih sering muncul di feed pengguna berdasarkan tren atau engagement.  

Fenomena FOMO sering terjadi karena algoritma ini mempromosikan konten yang memproyeksikan "kesempurnaan" hidup---pesta mewah, liburan eksotis, atau pencapaian besar. Pengguna yang terus-menerus terpapar merasa tertinggal jika tidak mengikuti tren tersebut.  

 Pengaruh Psikologis dan Sosial  

Penekanan media sosial pada "kesuksesan" dan tren terbaru menyebabkan pengguna merasa harus terus online untuk tidak "ketinggalan." Dampaknya termasuk:  

1. Kecemasan Sosial: Merasa tidak cukup baik atau tidak mampu mengikuti gaya hidup yang ditampilkan.  

2. Perilaku Konsumtif: Dorongan untuk membeli barang atau mengikuti acara tertentu demi validasi sosial.  

3. Gangguan Keseimbangan Hidup: Ketergantungan pada media sosial mengurangi waktu untuk interaksi nyata.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun