Mohon tunggu...
Rai Sukmaning
Rai Sukmaning Mohon Tunggu... Administrasi - Perekayasa

Tinggal di Bali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Benturan Kepala di Dinding seperti Ketukan Instrumen Perkusi

5 April 2016   17:34 Diperbarui: 6 April 2016   02:20 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Entahlah.”

“Itu benar-benar sederhana,” cetus si orang Italia, kali ini lebih ditujukan untuk dirinya sendiri. “Dia cuma menghamburkan isi kepalanya, itu saja.”

“Aku tahu,” kata si pria. “Tapi tetap saja, intinya bukan itu. Pada kenyataan aku jauh berbeda dengan Leonardo.”

“Apa kamu juga pernah bertemu Leonardo?” tanya si orang Italia penasaran.

“Enggak.”

Si orang Italia tampak kecewa. “Jadi, bagaimana kamu bisa bilang dirimu berbeda darinya kalau kamu bahkan tidak pernah bertemu dengannya?”

“Bisa saja, ‘kan?” kata si pria bersikeras. Matanya terpejam. “Pokoknya bukan hal seperti itu yang aku inginkan.”

“Seperti yang mereka bilang,” cetus si orang Italia, “‘kamu tak tahu apa yang kamu mau, kamu cuma tahu apa yang tidak kamu mau.’“

Setelah itu, hening yang lama. Si orang Italia menawarkan rokok pada si pria, tetapi ditolaknya. Ia kemudian duduk bersender pada dinding, di sebelah si pria yang masih berdiri menghadap tembok. Si orang Italia memejamkan mata, merasakan bagaimana udara panas siang itu melompat-lompat di permukaan kulitnya seperti pemain sirkus di atas trampolin. Ia sedang berusaha khusyuk mendengarkan suara benturan kepala si pria yang mulai terdengar seperti ketukan instrumen perkusi. Ia lantas berseloroh, “Apa Terry Bozzio pernah menawar kepalamu?”

“Itu cuma masalah waktu,” sahut si pria. Kemudian mereka tertawa.

Si orang Italia lantas pergi meninggalkan si pria begitu ia habis menghisap sebatang rokok. Sebelum pergi ia sempat berkata pada si pria, “Lihat apa yang sudah Leonardo lakukan pada kita.” Dan mereka kembali tertawa.

 

Tampaksiring, 3 Maret 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun