Mohon tunggu...
Rai Sukmaning
Rai Sukmaning Mohon Tunggu... Administrasi - Perekayasa

Tinggal di Bali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Benturan Kepala di Dinding seperti Ketukan Instrumen Perkusi

5 April 2016   17:34 Diperbarui: 6 April 2016   02:20 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Leonardo bekerja sebagai buruh serabutan, sedangkan istrinya penjahit. Kedua anak mereka masih kecil dan tidak bersekolah. Leonardo ini, kata si orang Italia, sama seperti si pria. Leonardo akan selalu bilang, ‘Aku harus mengeluarkan sesuatu dari kepalaku, bagaimana pun caranya.’ Awalnya si orang Italia menganggapnya orang yang aneh dan sinting, tapi lama-kelamaan ia jadi mengerti.

“Leonardo ingin mengeluarkan isi kepalanya, secara harfiah,” kata si orang Italia, setengah sedih dan setengah geram. “Bagi Leonardo,” ia meneruskan, “hidup kelewat berat. Bukan berarti dia orang yang tidak religius, dia religius, kubilang. Dia bahkan sedikit membenci Voltaire. Hanya saja dia sudah tak tahan. Sehari sebelum Natal dia sengaja memukuli polisi di taman kota hingga babak belur. Tujuannya sederhana, Leonardo berharap supaya dirinya ditembak di kepala oleh polisi lain yang marah mengetahui rekannya dipukuli. Leonardo akan sangat berterima kasih pada polisi yang sudi melakukan itu padanya.” Si orang Italia tiba-tiba terdiam, seolah berusaha menghindari apa yang akan ia katakan selanjutnya. Ia lantas menggambar lingkaran dengan ujung sepatunya dan memandanginya penuh takjub, terkejut oleh apa yang yang terpampang di depan matanya. Lalu, ragu-ragu meneruskan, “Seperti yang Leonardo harapkan,” jeda, “itulah yang terjadi.”

“Cerita yang sangat sedih,” cetus si pria.

“Tidak akan begitu sedih andai Leonardo sempat berterima kasih pada si polisi,” kata si orang Italia. “Andai saja dia tidak keburu mati.”

“Jadi, dia itu temanmu?”

“Tidak juga.”

“Lalu siapa dia?”

“Orang yang kutemui di pinggir jalan.”

“Lama kamu mengobrol dengannya?”

“Tidak juga,” kata si orang Italia. “Barangkali cuma setengah jam.”

“Oh,” kata si pria, takjub. “Omong-omong, apa tindakannya itu ada gunanya?” Jeda. “Maksudku apa kejadian itu berhasil mengeluarkan isi kepalanya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun