Desa Pecoro, yang terletak di Kabupaten Jember, baru-baru ini menjadi lokasi uji coba alat pengusir hama burung berbasis Internet of Things (IoT). Alat ini dirancang untuk membantu para petani mengatasi masalah hama burung yang sering merusak tanaman, terutama pada masa menjelang panen. Menghadapi hama burung merupakan tantangan besar bagi petani, terutama ketika mereka sedang berusaha meningkatkan hasil panen dan mengurangi kerugian.
Teknologi berbasis IoT menawarkan solusi modern dengan menggunakan  jaringan internet, dan perangkat lunak untuk memantau dan mengusir hama secara otomatis. Alat pengusir hama berbasis IoT ini dapat dioperasikan dari jarak jauh, memungkinkan petani untuk mengontrol perangkat melalui aplikasi di smartphone mereka.
Uji coba alat ini dilakukan pada hari jumat tanggal 2 Agustus 2024 di lahan pertanian milik warga Desa Pecoro. Alat pengusir hama ini dilengkapi dengan sensor. Setelah di setting, alat ini akan mengaktifkan berbagai mekanisme pengusiran, seperti frekuensi suara sebesar 1.48-2.46 KHz yang dapat mengganggu burung di lengkapi dengan indikator  lampu berkedip.
Selama periode uji coba, hasilnya cukup menjanjikan. Para petani melaporkan penurunan signifikan dalam jumlah serangan hama burung. Tanaman yang biasanya menjadi sasaran hama kini dapat tumbuh lebih baik, tanpa perlu pengawasan konstan. Selain itu, alat ini juga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja tambahan untuk menjaga tanaman, yang biasanya diperlukan untuk menjaga sawah secara manual.
Beberapa petani yang terlibat dalam uji coba mengungkapkan kepuasan mereka terhadap alat ini, karena selain efektif, alat ini juga mudah digunakan dan tidak menimbulkan kerusakan pada ekosistem lokal. Meski demikian, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, seperti kestabilan jaringan internet di area pedesaan dan biaya awal untuk mengadopsi teknologi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H