Mohon tunggu...
Rafi Rasyid Sukmahadi
Rafi Rasyid Sukmahadi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student of Al-Azhar University

semua artikel saya di kompas isinya hanya obrolan biasa, jadi gak usah serius amat bacanya. keep santuy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manusia Itu Butuh Apresiasi

3 Agustus 2022   04:27 Diperbarui: 3 Agustus 2022   04:36 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalan lurus : fokus ke depan, lirik-lirik saja kalau ke sampingan (dokpri)

Tiba-tiba saja terpikirkan bahwa diantara kebutuhan manusia itu adalah adanya bentuk pengakuan, penghargaan, atau apa pun itu yang bisa menambah semangat dalam bekerja. Yaaa... sering kali kita menggunakan semua ungkapan tersebut dengan apresiasi.

Namun, pada faktanya apresiasi tersebut tidak jarang diabaikan oleh sebagian orang, yang padahal dia sendiri butuh terhadap apresiasi tersebut. Terlebih apresiasi tersebut dilontarkan oleh orang yang terdekat, tercinta, apalagi yang diidolakannya.

Sederhana saja.... apresiasi itu mudah dan tidak perlu dilebih-lebihkan, sebab jika berlebih apresiasi tersebut akan berujung pada dua hal : ke-geer-an dan peng-hina-an.

Kenapa demikian?

Mungkin kita sering mengalami ketika mendapatkan sebuah prestasi apa pun itu bentuknya, ada yang benar-benar merespon apa adanya, merespon lebih dengan tujuan memberi motivasi lebih, dan ada juga yang merespon lebih dengan tujuan menjatuhkan bahkan menghancurkan semangat.

Sehingga semua respon tersebut malah menjadi pengaruh yang besar dalam aksi-aksi yang kita akan lakukan selanjutnya. Ada yang menjadi pesimis, ada juga yang bahkan malah menjadi tambah semangat karena hendak membuktikan kehebatan yang akan dihasilkan.

Lalu apa benang merah dari semua fenomena di atas?

  • Yakinilah bahwa apresiasi orang lain itu hanya sebatas nilai tambah

Maksudnya jangan sampai penghargaan, penilaian, dan tanggapan orang lain itu sebagai orientasi utama dalam perilaku kita. Enjoy-enjoy saja, dipuji tidak terbang dan dihina tidak tumbang.

  • Apresiasi terbaik itu datang dari diri sendiri

Maka self reward itu merupakan hal pokok yang harus menjadi anggaran dalam kehidupan. Diri kita sendiri punya hak atas perlakuan baik dari kita sendiri. Karena yang menjadi saksi atas suka duka kita dalam kerja keras adalah diri kita, ya kan wkwkwk.... kecuali jikalau sudah punya pasangan. Pasangan adalah diri kita dalam wujud yang lain. Silakan tafsirkan saja makna pasangan sesuai kebutuhannya masing-masing.

  • Belajar bekerja tanpa pamrih

Yaa...selain kerja keras dan kerja cerdas, kita semestinya belajar untuk kerja ikhlas. Santai saja, tidak usah ribet menggantungkan amal kita terhadap orang lain. Cukuplah Tuhan Semesta Alam yang Maha Kuasa yang menjadi saksi dan mengapresiasi amal kita.

Semua poin-poin di atas, tiada lain hanya gambaran sederhana agar kita beramal merdeka dari orang lain. Ada yang mengapresiasi dengan respon positif, yaa kita syukuri. Ada yang mengapresiasi dengan respon kurang baik, yaa kita jadikan bahan evaluasi untuk kedepannya. Selamat merdeka untuk diri kita masing-masing. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun