Tidak berhenti sampai di situ, semakin saya membaca semakin yakin bahwa buku adalah teman yang tak pernah berbohong. Sampai kapan pun, isi buku itu akan tetap, tidak akan berubah (kecuali ada revisi dari penulis atau penerbit), ia hanya akan menyampaikan apa yang terbentuk oleh tinta-tinta yang berjalan di atas halaman-halaman kertas yang terhimpun menjadi buku. Benar atau sasar, akurat atau sesat, buku itu tidak mungkin bersilat lidah. Walaupun bentuknya hanya persegi empat yang tak begitu besar, namun ia adalah sesuatu yang amat besar.Â
Meskipun terlihat kecil dan sempit, namun ia adalah keluasan dan kebebasan yang sesungguhnya. Sehingga salah satu tokoh proklamator Indonesia yakni, Moch. Hatta pernah berkata,Â
"tak masalah jika aku harus dipenjara. Namun, aku ingin dipenjara bersama buku, karena dengan buku aku menjadi bebas."
Seperti itulah yang saya rasakan ketika hanya berdiam diri di kobong (kamar) saat mondok di Pst. KH. Zainal Musthafa Sukamanah Kab. Tasikmalaya Prov. Jawa Barat Indonesia. Duduk di pojok seraya membaca buku dan mencoret-coretnya, raga hanya duduk dan diam namun jiwa dan pikiran melanglang buana ke beberapa negara seperti Australia, Palestina, Mesir, dan masih  banyak lagi.
Lalu bagaimana saya memulai untuk suka membaca? Saya akan memberikan saran dan gambaran tips berdasarkan pengalaman pribadi saya. Berikut adalah rinciannya.
Hidup di lingkungan yang banyak buku
Hal yang membuat saya suka buku adalah karena hidup di lingkungan yang banyak memajang banyak karya tulis, baik itu kitab kuning, novel, majalah, dan lain-lain. Karena sering melihat dan bertemu, peluang untuk memegang buku pun akan semakin besar yang nantinya berlanjut pada membacanya. Bagaimana kita akan tertarik pada sesuatu jika jarang bertemu? Jadi, usahakan hidup di sekeliling buku. Baik itu perpustakaan umum atau pun membuat perpustakaan pribadi.
Pikirkan apa yang sebenarnya lebih kita butuhkan daripada ilmu.
Jawabnnya tentu tidak ada. Hanya ilmu yang menjadi sesuatu yang kita butuhkan. Sedangkan ilmu banyak kita ketemui dari satu buku. Tanpa buku, tak mungkin ada yang menghimpun ilmu. Oleh karena itu, seberapa pentingkah buku bagi kehidupan kita masing-masing?
Namun, tidak cukup sampai di situ, kita mungkin mengenal dan hafal terhadap kata-kata mutiara yang sering kita temui ketika di TK maupun SD yakni, "buku adalah gudang ilmu dan membaca adalah kuncinya". Maka dari itu, tanpa membaca, tak mungkin ada ilmu yang terbuka.Â
Mengikuti event atau lomba menulis