Mohon tunggu...
Rafi Rasyid Sukmahadi
Rafi Rasyid Sukmahadi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student of Al-Azhar University

semua artikel saya di kompas isinya hanya obrolan biasa, jadi gak usah serius amat bacanya. keep santuy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Buku Nasional 2022: Bagaimana Kita Akan Tertarik pada Sesuatu Jika Jarang Bertemu?

18 Mei 2022   17:20 Diperbarui: 18 Mei 2022   18:14 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak berhenti sampai di situ, semakin saya membaca semakin yakin bahwa buku adalah teman yang tak pernah berbohong. Sampai kapan pun, isi buku itu akan tetap, tidak akan berubah (kecuali ada revisi dari penulis atau penerbit), ia hanya akan menyampaikan apa yang terbentuk oleh tinta-tinta yang berjalan di atas halaman-halaman kertas yang terhimpun menjadi buku. Benar atau sasar, akurat atau sesat, buku itu tidak mungkin bersilat lidah. Walaupun bentuknya hanya persegi empat yang tak begitu besar, namun ia adalah sesuatu yang amat besar. 

Meskipun terlihat kecil dan sempit, namun ia adalah keluasan dan kebebasan yang sesungguhnya. Sehingga salah satu tokoh proklamator Indonesia yakni, Moch. Hatta pernah berkata, 

"tak masalah jika aku harus dipenjara. Namun, aku ingin dipenjara bersama buku, karena dengan buku aku menjadi bebas."

Seperti itulah yang saya rasakan ketika hanya berdiam diri di kobong (kamar) saat mondok di Pst. KH. Zainal Musthafa Sukamanah Kab. Tasikmalaya Prov. Jawa Barat Indonesia. Duduk di pojok seraya membaca buku dan mencoret-coretnya, raga hanya duduk dan diam namun jiwa dan pikiran melanglang buana ke beberapa negara seperti Australia, Palestina, Mesir, dan masih  banyak lagi.

Lalu bagaimana saya memulai untuk suka membaca? Saya akan memberikan saran dan gambaran tips berdasarkan pengalaman pribadi saya. Berikut adalah rinciannya.

Hidup di lingkungan yang banyak buku

Hal yang membuat saya suka buku adalah karena hidup di lingkungan yang banyak memajang banyak karya tulis, baik itu kitab kuning, novel, majalah, dan lain-lain. Karena sering melihat dan bertemu, peluang untuk memegang buku pun akan semakin besar yang nantinya berlanjut pada membacanya. Bagaimana kita akan tertarik pada sesuatu jika jarang bertemu? Jadi, usahakan hidup di sekeliling buku. Baik itu perpustakaan umum atau pun membuat perpustakaan pribadi.

Pikirkan apa yang sebenarnya lebih kita butuhkan daripada ilmu.

Jawabnnya tentu tidak ada. Hanya ilmu yang menjadi sesuatu yang kita butuhkan. Sedangkan ilmu banyak kita ketemui dari satu buku. Tanpa buku, tak mungkin ada yang menghimpun ilmu. Oleh karena itu, seberapa pentingkah buku bagi kehidupan kita masing-masing?

Namun, tidak cukup sampai di situ, kita mungkin mengenal dan hafal terhadap kata-kata mutiara yang sering kita temui ketika di TK maupun SD yakni, "buku adalah gudang ilmu dan membaca adalah kuncinya". Maka dari itu, tanpa membaca, tak mungkin ada ilmu yang terbuka. 

Mengikuti event atau lomba menulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun