Tidak ada namanya sekolah untuk menjadi orang tua. Karena pada dasarnya menjadi orang tua adalah sebuah tuntutan keadaan yang telah disepakati sejak awal.
Memang tidak ditemukan lembaga atau bimbingan belajar yang mengupas tuntas untuk menjadi orang tua yang baik, beberapa orang tua menggunakan ilmu-ilmu terapan yang berasal dari pengalaman atau sekedar tanya jawab dengan orangtua yang lebih berpengalaman.
Namun, di era modern ini sudah sepatutnya orang tua zaman now melek akan teknologi dan perkembangan, pola pengasuhan yang diterapkan pada anak pun tidak bisa disamakan dengan pola pengasuhan tradisional.
Di pola pengasuhan tradisional masih banyak ditemukan orang tua yang menggunakan metode pendisiplinan anak dengan cara dibentak bahkan dengan kekerasan-kekerasan kecil seperti disentil, ditampar, ataupun dipukul dengan sapu dan sebagainya. Apakah kalian pernah merasakannya?
Lalu, apakah hal tersebut baik?
Jika ditilik dari maksud dan tujuan orang tua, hal itu terlihat baik karena mungkin dengan pendisiplinan yang bagus, akan menjadikan anak berkepribadian kuat (fikirnya). Namun, jika ditilik dari posisi sang anak hal itu bisa menjadi sebuah tekanan. Yang jika berkepanjangan akan mempengaruhi kepribadian anak itu sendiri.
Tekanan yang diterima oleh sang anak akan mengakibatkan hal-hal yang kurang baik, terlebih pada anak usia dini, seperti :
Merusak sel otakÂ
Lebih dari 1 milyar sel otak anak yang berada pada golden age akan rusak karena bentakan atau pukulan orang tua, karena pada usia tersebut sel-sel masih aktif tumbuh dan berkembang jika dibandingkan dengan bentakan yang terjadi pada remaja. Kerusakan sel otak ini akan berakibat fatal dikemudian hari jika perlakuan tersebut sering kali dirasakan oleh anak.
Minder
Ya, hal ini sudah pasti, dengan bentakan dan pukulan dari orang tua membuat anak menjadi tidak percaya diri dalam melakukan setiap tindakan karena ditakutkan tidak sesuai dengan orang tua dan membuat mereka marah kembali.
Cuek
Sikap ini muncul karena seringkali orang tua melakukan teriakan kepada anak, dan membuat anak malas untuk mendengarkan. Dan jika terjadi secara terus-menerus, sikap cuek akan muncul pada diri anak dan akan terasa saat remaja
Melakukan hal serupa
Merasa mendapat kekerasan sikap alamiah yang dilakukan anak yaitu meniru hal serupa di dalam kesehariannya. Dalam anak yang belum dapat mencerna perlakuan orang tua tersebut, menganggap kekerasan adalah hal yang wajar dan bukan lagi hal buruk.
Kurang dalam pengendalian emosi
Ketika sering dibentak, pengendalian emosi anak menjadi tidak stabil dan cenderung meledak-ledak. Hal ini bisa berdampak serius jika anak tidak dapat mengontrolnya dalam interaksi social. Salah satu penyebabnya yaitu pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dan kiri menjadi lebih kecil, hal ini mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi.
So, Bagaimana orang tua harus bersikap?
Positive discipline salah satunya. Menurut Joan E. Durant, positive discipline adalah tindakan mendisiplinkan anak dengan cara positif tanpa kekerasan, focus pada ppemecahan asalah, saling menghormati dengan didasarkan pada prisnsip-prinsip perkembangan anak.
Mendisiplinkan anak tidak memerlukan sebuah energy lebih untuk melakukan sebuah teriakan ataupun pukulan. Karena jika direnungkan kembali, hal-hal tersebut lebih banyak tidak bermanfaatnya entah pada anak ataupun pada orang tua. Pada kondisi tertentu, hal itu justru membuat anak menjadi generasi pelaku kekerasan.
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia akan belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia akan belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia akan belajar rendah diri
Berika pujian, ia akan belajar menghargai
Berikan rasa aman, ia akan menaruh kepercayaan
Berikan kasih saying dan persahabatan, ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H