Mohon tunggu...
Jiwanti
Jiwanti Mohon Tunggu... Lainnya - Sukmadewi

Mimpi adalah kehidupan esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menghitung_Senja

22 Juni 2022   21:11 Diperbarui: 22 Juni 2022   21:15 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

_Menghitung_senja_

Senja, begitu indah dan mengagumkannya engkau.
Begitu banyak yang iri dengan keindahan mu.
Engkau membuat semua orang terkagum-kagum.
Karna cahaya yang engkau pancarkan tersimat secercah cahaya.

Senja tahukah kau dibalik cahaya keindahan mu?
Ada rindu yang sangat dalam dari perwira mu.
Namun, sayang engkau hanya menampakkan keindahan mu hanya sekejap.
Belum sempat rindu terobati engkau telah berganti menjadi malam.

Aku kurang berdamai dengan malam.
Dia gelap, bahkan sangat sunyi dari keramaian.
Bulan bintang begitu ramai tetap saja tak mengusik, sebahagia engkau,senja.

Aku akan tetap menunggu mu senja
Walau sekejap, itu sangat berarti bagi ku.
Untuk kau yang selalu kutunggu dalam setiap hitungan senja.

Dan kau sama saja seperti senja yang hanya bisa ku kagumi dari kejauhan dan tak akan pernah bisa untuk ku genggam...

Cahaya ku penuh kehangatan, tidak bisakah kau merasakannya.
Jika aku tak bisa kau genggam, cobalah untuk merasakan kehangatan itu.
Aku ada dalam hitungan senjamu.
Semasa langit bersamaku, namun cahaya itu milik mu di bumi Pertiwi.

Bagaimana bisa aku merasakan hangatnya cahaya yang engkau berikan disaat senja.
Sedangkan gemerlap nya malam terlalu cepat meredup kan cahaya mu .
Tapi percayalah walaupun begitu aku masih tetap dapat menikmati keindahan dan kedamaian yang engkau berikan walau hanya sekejap.

Dan percayalah ditempat favorit ini, dibawah pepohonan yang pernah kita duduki bersama.
Dengan sejuta kehangatan baru, dari cahaya yang kau bawa pada saat itu.
 Aku ada sebagi kebutaan bagimu.

Dan Ingatlah satu hal. Seberapa pun orang menikmati mu. Aku lebih penting untuk kau hangatkan. Karna ketulusanku menunggu mu. Jangan sia-siakan ketulusan ini. Kau tak dapat rasakan pada siapapun.

Walaupun kelak kau berbagi dengan yang lain aku akan berusaha berdamai dengan malam
Dan akan melupakan bahwa senja itu pernah ada.

_karya: ficky & sukma_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun