Nah, kita tidak tau rezeki kita sampai mana. para mahasisiwa yang akademis akan selalu mengejar IPK nya yang tinggi sedangkan anak orgnanisasi IPK di belakangkan bukan bearti IPK tinggalkan. anak organisasi pasti paham cara mendapatkan IPK tinggi beda dengan mahasisiswa yang akademis dia hanya tau untuk mendapatkan IPK tinggi itu harus belajar sekerasnya. No!!!!Â
Disinilah Mahasisiwa yang jiwa organisasi dapat menerapkan ilmu yang didapatnya dari kelas. dan keseringan dosen itu meberikan pertanyaan dari apa yang kita ketahui di lapangan  daripada buku, itu lebih di dominasikannya, karna dosen tau ' oh ini anak organisasi ' ilmu yang saya berikannya sudah sebelumnya diterapkannya dilapangan. dan kebanyak dosen itu mengetahui pergaulannya sampai mana? kalau luas pergaulan kita dalam kumpus dan diluar kampus, akan sebanyak yang akan kita ketahui kedepannya.Â
Diorganisasi mahasiswa akan belajar menjadi pemimpin, belajar untuk dihalai berbicara( bukan bersilat lidah). Â dan orang besar adalah orang yang lahir dari rahim organisasi.
Pernah terjadi perdebatan dalam kelas, dosennya memberikan pertanyaannya, seorang anak yang aka demis menjawabnya dengan bahasa bukunya.Â
Dan seorang mahasiswa yang aktivis menajawab pertanyaan dosennya dengan jawabn yang didapatnya dalam organisasiny, yang jiwa sosialisasinya lebih kuat dibanding anak akademis. malah anak aktivis ini dapat pujian dari dosennya dan mahassiswa lainnya lebih setuju jawaban dari anak aktivis ini.Â
contoh lain: suatu hari dalam papan informasi mahasiswa terdapat beasiswa, Nah, anak yang akademis ini mendaftarkan dirinya dalam info beasiswa tersebut. setelah sekian lamanya menggu pengumuman beasiswa tersebut, hasilnya pun keluar, dia melihat namanya tidak terdaftar penerima beasiswa tersebut.Â
Kemudian dia bertanya ke kantor akademik mahasiswa,' pak kenapa nama saya tidak terdapat dalam daftar kelulusan beasiswa , padahal nilai saya tinggi pak'. dosen tersebut menjawab' bukan akademisnya saja yang kami nilai melainkan akan kami imbangi dengan organisasi apa yang anda ikuti'.Â
Si anak tersebut menyesalkan karna tidak mengikuti organisasi. setlah dia keluar dari kantor tersebit dia disambut dengan seorang temanny yang aktif dalam organisasi yang senagaja mendengar omongan mereka didalam kantor akademik mahasiswa tersebut. akhirnya sianak tersebut mengikuti organisasi .
Jika kita hayati dan renungi tentang  siapa sebenarnya diri kita ini. kita akan  tau jawabanya dalam organisasi, Tuhan saja dibahas apalagi tentang siapa diri kita ini?
Jadi kuliah itu jangan sampai yang diasah itu akademisnya  saja dan aktivis kita sebagai mahasisiwa juga perlu. belajar sampai mendapatkan 4,0 itu akan lebih indah jika dibarengi dengan berorganisasi. kebanyakan Mahasisiwa yang mendapatkan 4,0 anak organisasi, yang saya ketahui sampai saat ini
Kuliah nomor satu tapi organisasi jangan di nomor dua kan. karna belajar sampai wisuda mendapatkan IPK tinggi, tak sebanding dengan Mahasiswa yang dapat menyeimbangkan intelektualnya dengan keaktivissannya.Â