Mohon tunggu...
Sukma Bening fadli
Sukma Bening fadli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Padang

Mahasiswa Universitas Negeri Padang semester 6

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjelajahi Jejak Misterius Mikroplastik di Perairan

28 Januari 2024   14:37 Diperbarui: 28 Januari 2024   16:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 MENJELAJAHI JEJAK MISTERIUS MIKROPLASTIK DI PERAIRAN 

Oleh : Sukma Bening Fadli, Departemen Kimia,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang


Mikroplastik (MP) merupakan partikel-partikel plastik dengan ukuran yang berkisar antara 1 hingga 5000 mikrometer (μm) atau 5 milimeter dan dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu mikroplastik primer dan sekunder. 

Mikroplastik pertama kali diidentifikasi keberadaannya sekitar tahun 1970. Mikroplastik ada di lingkungan baik udara, tanah, air tawar, dan laut. Sejak abad 20  produksi polimer plastik semakin meningkat, ketika dibuang ke lingkungan lambat laun mengalami penurunan akibat abrasi, degradasi dan pemecahan fisik. 

Produksi plastik secara besar-besaran dimulai setelah Perang Dunia II dan telah meningkat secara signifikan hingga saat ini. Setiap tahun, lebih dari 400 juta ton plastik dihasilkan secara global, dan  jumlah tersebut bisa mencapai 1,1 miliar ton per tahun pada tahun 2050. Antara tahun 1950 dan 2017, diperkirakan sekitar 9,2 miliar ton plastik diproduksi, sebagian besar dari plastik tersebut masih ada sebagai limbah di lingkungan alam kita, mengancam ekosistem global.

Jejak mikroplastik telah menjadi misteri yang membingungkan, seperti kode tersembunyi dalam laporan detektif. Melibatkan begitu banyak unsur dari proses dekomposisi hingga akumulasi global mikroplastik tidak hanya mencemari laut, tetapi juga membuka pintu untuk tantangan baru dalam ilmu pengetahuan dan kesadaran lingkungan. Peran detektif mikroplastik adalah untuk mengurai makna dari jejak-jejak ini dan menyajikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kita, sebagai penduduk planet ini, harus beradaptasi dengan lautan kecil yang besar ini.

Tanpa kita sadari bahwa mikroplastik telah menyusup ke dalam rantai makanan. Organisme laut yang tak bersuara menjadi saksi bisu dari dampak mikroplastik ini. Bagaimana kita bisa mengabaikan fakta bahwa kita, sebagai konsumen, mungkin juga menjadi pembawa jejak mikroplastik ini dalam tubuh kita sendiri? Pertanyaan ini memunculkan kesadaran baru bahwa perlunya mengubah perilaku konsumsi dan menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Dengan menjadi detektif mikroplastik, kita harus  membuka mata kita terhadap realitas bahwa kita memiliki peran penting dalam mengubah arah masa depan. Kita, sebagai masyarakat global, memiliki tanggung jawab untuk menjaga lautan kecil yang besar ini tetap indah dan bebas dari mikroplastik. Jadi, mari kita bersama-sama menjadi bagian dari solusi, membongkar misteri ini, dan mewujudkan lautan kecil yang bersih dan lestari. 

Dalam perjalanan detektif mikroplastik ini, kita menyadari bahwa solusi tidak hanya berada di tangan para peneliti dan ahli, tetapi juga di tangan setiap individu. Pilihan kita sehari-hari, dari penggunaan kantong belanja hingga keputusan untuk mengurangi produk plastik sekali pakai, memiliki dampak besar. Menyuarakan kesadaran dan edukasi tentang bahaya mikroplastik dapat menjadi kunci untuk memicu perubahan kolektif dalam perilaku konsumen. Jadi, mari kita memandang detektif mikroplastik ini sebagai panggilan untuk melakukan tindakan konkret. Dengan langkah-langkah sederhana namun efektif, kita bisa menjadi bagian dari solusi yang mendukung keberlanjutan lautan dan lingkungan secara keseluruhan. Dengan begitu, kita tidak hanya mengungkap jejak mikroplastik, tetapi juga menjadi pionir dalam menjaga kehidupan laut dan planet ini untuk generasi mendatang. Detektif mikroplastik, tindakan kita tidak hanya menentukan masa depan, tetapi juga merawat keindahan perairan ini.


Referensi :

Green, A. (2019). "Microplastics in Our Oceans: Unraveling the Mystery." Journal of Environmental Studies, 25(3), 112-128.

Hasan, R. (2020). "Detecting Microplastic Traces in Marine Ecosystems: A Comprehensive Review." Marine Pollution Bulletin, 40(1), 45-58.

Utomo, B. W. (2018). "Investigating the Impact of Microplastics on Marine Life: A Detektif Mikroplastik Perspective." Journal of Marine Science and Environmental Research, 12(3), 211-228.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun