Sungai Batang Hari ( Sungai Batang Hari), juga dikenal sebagai Sungai Batanghari, adalah sungai terpanjang di pulau Sumatera, terletak di provinsi Jambi dan Sumatera Barat, Indonesia. Sungai Batanghari menjadi saksi bisu berbagai peristiwa sejarah yang mempengaruhi perkembangan kawasan di sekitarnya.Â
Bermuara di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat dan di Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, sungai ini berperan penting dalam hubungan perdagangan dan budaya antara Sumatera dan Tiongkok. Di sepanjang Sungai Batanghari, pengaruh Tiongkok terhadap perdagangan kuno terlihat jelas.Â
Jejak peninggalan yang berasal dari Dinasti Han hingga Dinasti Tang dan Song menunjukkan eratnya hubungan dagang Jambi dengan Tiongkok. Sungai Batanghari merupakan jalur utama perdagangan internasional. Banyak kapal asing mengunjungi kota tepi sungai.Â
Sungai Batanghari merupakan sungai yang mengalir dari sumbernya hingga muaranya dan banyak menyimpan catatan sejarah khususnya mengenai peradaban Melayu. Menurut catatan sejarah, sebuah kerajaan Melayu yang disegani muncul di Batanghari, dan kekuasaannya meluas dari Sumatera hingga Semenanjung Malaya. Selain itu, sejak abad ke-7, Batang Hari Siriran telah menjadi pusat perdagangan penting beberapa kerajaan yang bermunculan di Sumatera, antara lain Sriwijaya dan Dharmasraya.
   Masyarakat sudah mulai berkumpul di tanah Jambi dan desa-desa mulai tersebar ke berbagai tempat, namun masyarakat Jambi masih belum memiliki raja atau pemimpin, Â
uku-sukunya belum bersatu, dan masih ada beberapa yang terbagi menjadi beberapa kelompok. Sementara itu, jumlah penduduk semakin bertambah. Para pemimpin suku menginginkan seorang raja yang dapat menyatukan suku-suku di bawah satu kerajaan.Â
Para pemimpin suku memutuskan untuk mengadakan sayembara mencari raja rakyat Jambi. Namun para kepala suku memberikan ujian yang sangat berat yang harus dilalui oleh siapapun yang ingin menjadi raja di tanah Jambi. Itu harus dibakar di atas api yang menyala-nyala, direndam di sungai selama tiga hari tiga malam, dan digiling di penggilingan besi yang sangat besar. Namun, tidak ada yang bisa lulus ujian tersebut. Tokoh-tokoh besar dari negara militer seperti Provinsi IX Koto dan Provinsi VII Koto juga disertakan.Â
Dan semuanya berubah dari buruk menjadi lebih buruk sampai para kepala suku di negara bagian Jambi setuju untuk mencari pemimpin asing di Jambi dan memutuskan untuk mencari seorang raja di benua Keling, India.Â
Kemudian masyarakat Jambi Bekerjasama membangun kapal john (kapal) besar untuk menyeberangi laut menuju benua Keling. Setelah persiapan selesai kedatangan, para utusan khusus negeri Jambi bersiap untuk berangkat ke benua Keling keesokan harinya.
   Kemudian masyarakat Jambi Bergotoroyong membuat Jong (perahu) besar untuk meredam samudra menuju benua Keling. Setelah Jong siap sampai pada hari yang dinanti utusan dari negeri Jambi bersiap siap menuju benua Keling .
Perjalan panjang yang mereka tempuh, ombak dahsyat badai topan mereka tempuh demi seorang pemimpin yang diimpikan. Perjalanan memakan waktu 30 hari lamanya. Dan akhirnya mereka sampai di pelabuhan coisha di mana pelabuhan ini adalah pelabuhan utama di Timur India.Â