Mohon tunggu...
Sukma Ayuuu
Sukma Ayuuu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa universitas islam negeri imam bonjol padang

Olahraga, membaca, scroll tik tok

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal Usul Nama Sungai Batang Hari dan Aliran-Alirannya

29 Juni 2024   19:27 Diperbarui: 29 Juni 2024   19:27 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sampai mereka segera merapat kemudian istirahat beberapa hari, kemudian berjalan menyusuri negeri itu untuk mencari orang yang sanggup menjadi raja mereka. Mereka menyebut negeri itu sebagai negeri Keling atau kelinga. Setelah lama mengelilingi negeri keling tersebut tidak ada satupun seseorang yang mampu menjadi raja di negeri Jambi, tepat pada hari ke 360 datanglah seorang pemuda tiba-tiba ada sosok pria yang tinggi dan gagah, berminat mendaftar dan mengikuti ujian untuk menjadi Raja Jambi. 

Saat direndam tiga hari tiga malam ia kuat, saat dibakar api panas ia juga kuat, bahkan saat tubuhnya ditebus dengan besi, ia juga tahan banting. Akhirnya utusan dari negeri Jambi membawa pulang calon raja mereka, Perjalanan kemudian dilakukan untuk kembali ke negeri Jambi, dari lautan luas lalu kemudian rombongan ini berlayar menyusuri sebuah sungai yang sangat besar dan panjang. Rombongan pun kemudian sampai juga di Jambi. 

Rakyat Jambi kemudian berkumpul ingin melihat Raja Keling yang akan memimpin mereka nanti. Setelah istirahat semalam, sang raja kemudian memberi kata sambutan pertamanya di hadapan rakyat Jambi.

     “Tugas pertamaku di negeri ini adalah memberi nama sungai yang kami tempuh kemarin, aku melihat sungai itu sangat panjang, mulai hari ini, sungai itu kita beri nama Kepetangan Hari.” tegas raja. Diberi nama Sungai Kepetangan Hari karena mereka sampai di negeri Jambi pas saat hari sudah petang dan senja. Semua rakyat Jambi pun setuju, sejak saat itu mereka mulai menyebut nama sungai itu sebagai Sungai Kepetangan Hari.

    Berbagai aktivitas pun berpusat pada sungai itu, mulai dari perdagangan barang-barang hingga mencari ikan, mencari emas dan banyak aktivitas lainnya. Sejak dipimpin Raja Keling, negeri Jambi pun menjadi negeri yang makmur dan tersohor. Hanya saja, raja masih terus berpikir soal nama sungai yang ia namakan Kepetangan Hari. Ia berniat ingin mengubah namanya menjadi berbeda agar semakin berkah untuk rakyat jambi.

 Lalu raja mengumpulkan lagi semua rakyat Jambi di sebuah tanah lapang tepat di pinggir sungai. Dalam petuahnya, sang raja lalu berkata. “Aku melihat sungai Kepetangan Hari ini telah memberi kehidupan yang baik untuk rakyat Jambi, jadi mulai hari ini, aku putuskan namanya berubah menjadi Sungai Batanghari,” ujar Raja. Nama baru Sungai Batanghari ini kata raja, diharapkan bisa membawa berkah lebih besar lagi untuk rakyat Jambi. 

Sejak saat itu, ia juga melarang rakyat mengotori Sungai Batanghari, tidak boleh membuang sampah, dan tidak boleh menebang pohon di sekitar pinggir sungai agar airnya tetap jernih. Semua rakyat pun sepakat, mengikuti perintah Raja Keling, karena mereka percaya, apapun perintah Raja Keling selalu membawa kebaikan. Hingga akhirnya, nama Sungai Batanghari terus digunakan oleh masyarakat Jambi, sebagai nama sungai yang selalu memberi berkah dan kebaikan untuk semua rakyat Jambi.

b.Aliran aliran sungai Batanghari

   Dimaksud dengan perkataan Batanghari di sini bukan hanya terbatas pada pengertian wilayah administrasi pemerintahan kabupaten Batanghari akan tetapi lebih luas lagi meliputi daerah yang secara geografis merupakan daerah lembah Sungai Batanghari beserta sejumlah anak-anak sungainya karena itu dengan Batanghari yang saya maksudkan dalam tulisan Ini melibatkan hampir seluruh daerah dataran rendah Provinsi Jambi kira-kira sekitar 40% dari seluruh luas daerah Provinsi Jambi terutama lembah Sungai Batanghari terdiri Sungai Tembesi dan sungai Batang Tebo.

     Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi pembatas topografi (punggungan bukit) yang menerima,mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkan melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik (outlet). 

Selanjutnya Departemen Kehutanan (2001) memberikan pengertian bahwa Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber air lainnya, dan kemudian mengalir melalui sungai utamanya(single outlet). Suatu DAS dipisahkan dari wilayah lain disekitarnya (DAS-DAS) oleh pemisah dan topografi, seperti punggung perbukitan dan pegunungan.DAS Batanghari mempunyai luas daerah tangkapan air (catchment area) ± 4,5 juta hektar, dan merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia (Departemen Kehutanan, 2002).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun