Pihak keamanan sendiri juga kewalahan dalam mengatasi situasi tersebut, terlebih sebelumnya pemerintah tidak kunjung menetapkan aturan yang tepat mengenai peredaran transportasi online ini.
Solusi yang diterapkan oleh pihak keamanan setempat akhirnya pengemudi transportasi online diperbolehkan untuk untuk menjemput penumpang di lokasi-lokasi umum seperti bandara, stasiun, maupun terminal dengan ditetapkan lokasi tertentu yang berada di luar area yang mengharuskan penumpang untuk berjalan cukup jauh.
Meski demikian, penumpang bukannya kemudian beralih kembali ke tranportasi konvensional namun bersedia melakukan usaha-usaha tertentu (seperti berjalan kaki, menunggu pengemudi datang, dsb) untuk tetap bisa menikmati fasilitas transportasi online.
Dengan melihat hal tersebut, tantangan yang dihadapi oleh transportasi konvensional di era digital cukup berat. Melihat masyarakat tetap berminat untuk menggunakan transportasi online di tengah situasi yang terus kacau akibat perselisihan kedua jenis transportasi tersebut, tidak ada buruknya jika transportasi konvensional kemudian berbenah diri. Memperbaiki sistemnya, tarif yang pasti, fasilitas yang memadai, dan jika memang dirasa kesulitan untuk perbaikan, bergabung dengan transportasi online yang sudah punya nama bisa menjadi solusi.
Pemerintah sendiri menghadapi globalisasi transportasi di era digital selain bekerja keras menetapkan aturan ini dan aturan itu ada baiknya juga menilik persoalan perseteruan yang ada sehingga bisa diambil keputusan yang sekiranya menjamin keamanan penumpang dalam berkendara baik menggunakan transportasi konvensional maupun transportasi online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H