Mohon tunggu...
Sukma Ariani
Sukma Ariani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Enjoy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sikap Merdeka dalam Pergerakan Zaman

19 Agustus 2021   13:50 Diperbarui: 19 Agustus 2021   13:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat beberapa hari yang lalu, kita merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-76. Berbagai lagu nasionalisme, hari merdeka, dan cinta tanah air selalu dikumandangkan dengan penuh semangat yang merupakan salah satu cara untuk memeriahkan kemerdekaan. Pertanyaannya apakah setelah perayaan kemerdekaan ini perjuangan Bangsa Indonesia untuk merdeka sudah berakhir? Haruskah kemerdekaan diperjuangkan dengan mengucap syukur karena tidak susah payah mempertaruhkan nyawa untuk merebut kemerdekaan, atau berbangga diri karena hidup di negara yang sudah merdeka? Atau, justru dengan berterima kasih dan selalu mendoakan para pahlawan di peringatan tertentu saja?

Saat ini apakah kemerdekaan sudah merata? Apakah yang di maksud Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia sudah terealisasikan nyata kepada rakyat di seluruh pelosok negeri? Nyatanya masih ada saudara-saudari kita yang meringis belum makan sampai satu, dua hari dan lebih bahkan ada juga yang memungut makanan dari bekas orang di tong sampah. Dan masih ada saudara-saudari kita yang ingin membaca saja harus menunggu gerobak baca berkeliling dengan buku bacaan yang terbatas. Tentunya masih banyak lagi tanpa kita sadari dan tengok kenyataannya. Sedangkan para petinggi dengan kenyangnya memakan uang rakyat. Apakah itu yang dinamakan merdeka menyeluruh dan keadilan untuk seluruh rakyat?

Kemerdekaan di pesatnya pergerakan digital  bukan sekedar merdeka karena bisa menggunakan kemajuan dan kecanggihan teknologi untuk sesuatu yang diinginkan tanpa memperhatikan dampak terhadap orang lain. Penyebaran berita hoax, ujaran kebencian, menjatuhkan orang lain bukan sikap merdeka dalam zaman pergerakan. Milenial harus menjadi awal untuk memulai perubahan Indonesia yang lebih baik. Tinggalkan hoax, hujatan, mengeluh, dan menyalahkan karena tidak ada manfaatnya. Jadilah milenial yang cerdas, kreatif, inovatif dan peka dalam menyikapi segala sesuatu. Jangan budayakan habit menunggu yang lain maju dulu baru kita meniru, tetapi jadilah pemula sehingga yang lainnya menjadi pengikut.

Gunakan platform media sosial untuk berbagai ide kreatif melalui youtube, instagram atau media sosial lainnya seperti menulis opini, membuat konten kreatif penyuluhan hidup sehat dan produktif, membuka pelatihan kelas editing secara online dan banyak pemikiran lainnya yang kreatif. Jadilah generasi milenial yang banyak bertindak bukan cuma gembar-gembor menggunakan toa untuk menuntut keadilan , generasi milenial harus memiliki semangat dan ambisi yang tinggi serta perilaku yang arif dengan  mengikuti pergerakan zaman.

Mari berjuang dan saling berkontribusi untuk menjadikan Indonesia tetap merdeka, adil dan sejahtera sehingga para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan tidak sia-sia. Salam semangat berkobar! Indonesia Merdeka!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun