Halo semua Kompasianers terkasih, saya mau cerita dulu iya...
Jadi bertepatan di Hari Sumpah Pemuda, saya mengikuti salah satu event seru dan keren sih, meskipun agak lelah dan panas, karena memang kondisi cuaca saat ini tidak stabil, kadang cuaca panas tetiba turun hujan, sehingga kami dihimbau baiknya membawa topi, payung atau sejenisnya termasuk obat-obatan untuk antisipasi.
Saya pun mengikuti himbauan tersebut, termasuk membawa obat-obatan, yang kebetulan pencernaan sedikit bermasalah. Bahkan sempat izin membatalkan mengikuti acara ini. Tetapi karena pertimbangan beberapa hal akhirnya tetap mengikuti.Â
Untungnya tidak jadi batal, karena ternyata acaranya seru, apalagi ini baru kali pertama saya berkunjung ke tempat ini, yaitu Depo Depok dan Heritage.
Acara apakah tersebut? 'Walking Tour Depo Depok dan Heritage' yang diinisiasi ClicKompasina menggandeng Kreatoria, yang kebetulan H-1 tepatnya tanggal 27 Oktober adalah Hari Blogger Nasional, tentu saja yang diajak pun para blogger.
Oiya, Depo Depok atau Depo KRL Depok adalah tempat untuk menyimpan kereta api, juga melakukan perawatan rutin, serta tempat untuk melakukan perbaikan ringan. Perawatan yang dilakukan biasanya merupakan pemeriksaan harian, periodik lainnya. Dalam perawatan harian termasuk juga pencucian kereta api. Dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan menurunkan angka kecelakaan yang menyangkut kereta api. -wikipedia-
Sementara Heritage adalah Sebuah Situs Warisan Dunia adalah suatu tempat Budaya dan Alam, serta benda yang berarti bagi umat manusia dan menjadi sebuah Warisan bagi generasi berikutnya. -wikipedia-Â
Nah, melakukan walking tour jadi sudah bisa dibayangin iya, dimana kita mengunjungi tempat-tempat bersejarah atau warisan leluhur termasuk segala keindahan lainnya juga Depo KRL dengan berjalan kaki, maka yang paling utama fisik juga harus sehat.
Stasiun Depok Lama menjadi lokasi mepo (meeting point), diwajibkan pukul 09.00 wib, harus sudah tiba disana, yang tidak on time ditinggal. Dan saya sendiri tiba pukul 08.30wib, setengah jam lebih cepat dari waktu yang ditentukan, karena tidak terlalu suka ditunggu atau terlambat, lebih baik saya menunggu.
Sekitar pukul 09.30 wib, memulai tour tujuan pertama rencana ke Depo KRL Depok, jaraknya 1 km di sebelah Selatan Stasiun Depok. Karena cuaca mulai menunjukkan teriknya, termasuk yang ikut banyak orang tua, maka diputuskan naik angkot dari depan stasiun Depok lama menuju Depo Depok.
Hanya beberapa menit naik angkot, kami tiba di Depo Depok, lalu disambut dengan sangat baik oleh Pak Ibnu dari Depo KRL Depok.
Tidak menunggu lama, Pak Asep Saeful Permana datang, pun dengan ramahnya sambil memberikan penjelasan mengenai hal-hal penting tentang Depo KRL Depok termasuk bahwa Depo KLR Depok tak lagi menyandang gelar Depo terbesar se-Asia Tenggara, namun menjadi kedua terbesar, dan yang menjadi Depo KRL terbesar se-Asia Tenggara saat ini adalah Depo Tegal Luar, disebabkan beroperasinya kereta cepat Jakarta Bandung.
Depo KRL Depok ini sendiri memiliki 14 jalur kereta untuk tempat istirahat atau penyimpanan (stabling) dan mampu menampung 244 unit kereta. Luas area berdiri di lahan 26 hektar, lengkap dengan gedung perkantoran dan pemeliharaan KRL termasuk penginapan bagi para masinis, yang tentunya dengan fasilitas yang memadai.
Jika melihat sejarahnya, Depo Depok dibangun pada tahun 2004 bekerjasama dengan Jepang dan diresmikan tahun 2008 oleh Susilo Bambang Yudhoyono, yang kala itu beliau menjabat sebagai Presiden RI.
Namun sebelum memasuki area tersebut, kita wajib mengenakan rompi dan topi khusus tentu saja sebagai alat pelindung diri, seperti kata pak Asep "takutnya ada yang terjatuh mengenai kepala, jadi harus pakai topi iya mba.... sebagai pelindung".
Saya pun mencoba berbincang-bincang dengan para mekaniknya atau teknisinya disana, mengaku sudah bekerja belasan tahun. Meskipun dengan cuaca panas, mereka cukup bersyukur, karena banyak di luaran yang tidak mendapatkan pekerjaan, begitu katanya.
Melihat seperti apa para teknisinya dalam merawat KRL, menjaga, bahkan memandikan, bukanlah perkara yang mudah juga dapat memakan sumber daya yang banyak, maka Pak Asep Saeful Permana mengajak masyarakat khususnya para pengguna KRL supaya ikut membantu dengan cara menaati peraturan.
"Tolong perduli dengan keselamatan perjalanan KRL, jangan vandalisme terhadap perjalanan KRL dan terhadap KRL, seperti kejadian belakang ini pintu KRL macet akibat ada Handphone kejepit di pintu KRL juga koin, mengakibatkan pintu KRL rusak, jadi tolong ini bukan tempat bermain, termasuk menyebrang sembarangan yang akhirnya menyebabkan kecelakaan, tolong dan terima." Tutup beliau dengan kedua tangannya ditangkupkan.
Usai mengitari Depo KRL Depok, kembali kami dijamu  makan siang dari tim Depo Depok. Terima kasih untuk jamuanya pak Asep dan tim lainnya.
Walking tour ClicKompasiana bareng Kreatoria, berlanjut ke Cornelis cafe.
Cornelis cafe merupakan salah satu cafe terunik yang ada di Kota Depok. Dengan mengusung konsep bangunan klasik yang dahulu nya bangunan ini adalah tempat tinggal orang belanda, seperti penuturan bapak Boy Loen (74 tahun)
Jadi Rumah Sakit Harapan Depok ini merupakan RS pertama di Depok yang pernah berjasa menangani ratusan korban kecelakaan kereta api di masa lalu.
Juga sempat menangani pasien terkena covid, namun pada akhirnya Maret 2022, RS ini menghentikan operasionalnya.
Nah, persis di depan RS Harapan ini, terdapat pula rumah presiden Depok.
Demikian walking tour saya bersama ClicKompasiana dan Kreatoria.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI