Saya yakin kita mengakui bahwa Raden Ajeng Kartini menjadi sumber inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia.
Melihat pemikiran dan tindakannya dalam memperjuangkan hak atau kebebasan dan persamaan status sosial perempuan dengan laki-laki serta memajukan bangsa menjadi lebih tangguh dan berkembang dalam menghadapi tantangan zaman.
Selain penggerak emansipasi, Kartini berhasil menuliskan pemikiran secara runut karena sangat erat kaitannya dengan isu gender.
Maka benar jika dikatakan bahwa Kartini adalah pahlawan Indonesia yang memperjuangkan hak supaya setiap perempuan Indonesia menjadi sama dan bisa merasakan pendidikan layaknya laki-laki, perempuan tidak melulu berurusan dengan dapur karena dengan mengenyam pendidikan perempuan akan lebih maju.
Saya teringat dengan salah seorang ibu yang merupakan salah satu dari sekian perempuan Indonesia yang terinspirasi dengan sosok Kartini, beliau adalah Ibu Gardina.
Beliau bercerita dulu punya cita-cita mulia sebagai guru, tetapi karena berbagai hal, cita-cita kandas dan hanya tinggal impian.Â
Setelah menjadi seorang ibu dari 3 putri dan 1 putra, beliau punya tekad apapun yang dicita-citakan anak-anaknya harus ia perjuangkan supaya tidak seperti dirinya. Kandas !
Perjalanan hidup tidak ada yang tau, tetiba Tuhan memanggil suaminya dikala anak-anaknya masih kecil dan masih membutuhkan perhatian, pelukan pastinya biaya untuk bisa bertahan hidup.
"Saya harus bisa, harus kuat, harus bertahan, demi anak-anakku," ucap Ibu Gardina dengan lirih.Â
Mengingat beliau hanya ibu rumah tangga biasa, bahkan tidak ada dana pensiun, beliau putar otak bagaimana supaya anak-anaknya bisa hidup layak dan bersekolah.
Tanpa kenal lelah apapun dikerjakan ibu satu ini dengan penuh kesabaran, ikhlas juga tak lupa selalu berserah kepada sang pencipta, meskipun kadang terucap "apa saya sanggup" dan itu manusiawi.
Perjuangannya pun tidak sia-sia, ke empat anaknya bisa dikatakan sukses!Â
Bayangkan, anak pertama Manager di Perusahaan Inggris, anak kedua jadi Dokter, anak ketiga di Pertamina dan anak terakhir di Kementerian.
"Kadang saya tidak percaya melihat keberhasilan anak-anak saya, ini seperti mimpi rasanya, saya bisa menghantarkan mereka menggapai cita-citanya, Â satu hal saya yakini Tuhan menunjukkan kemurahannya, dan saya selalu perpesanan kepada anak-anak saya, supaya jangan lupa bersyukur dan tetap rendah hati," cerita beliau dengan berbinar air mata.
Jika Kartini berjuang untuk kesamaan kesetaraan sosial termasuk pendidikan bagi perempuan, maka ibu Gardina berjuang memberikan pendidikan dan kehidupan untuk anak-anaknya, tujuannya sama untuk kehidupan yang lebih maju.
Selamat Hari Kartini !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H