Dalam travelingnya ke berbagai negara sambil bekerja, sudah pasti mengamati situasi dan kondisi lingkungan sekitar termasuk melihat bagaimana perilaku masyarakat atau orang-orang yang dijumpai.
Menurutnya, ada beberapa perbedaan dan persamaan dalam beberapa hal di setiap negara yang dijumpai. Jika menyangkut tentang lingkungan seperti kebersihan, di Indonesia masih kurang budaya buang sampah pada tempatnya.
"Kalau menyangkut hal ini (masalah sampah) sebenarnya bukan saya ahlinya, tetapi melihat masih kurang tertibnya masyarakat kita dalam hal membuang sampah, menurut saya harus ada penegak hukum dan harus benar-benar dipegang, jika ada yang melanggar hukum harus dihukum tidak ada kompromi," Tegas Ibu Rondang Siregar.
Termasuk budaya mengantri juga penting dan ini pun masih kurang di Indonesia. Beliau memberi contoh begitu kagum melihat ada orang tua bertato kanan kiri di negara lain, membawa anaknya hendak ke museum meskipun untuk masuk kesana harus mengantri dan itu dilakukan.
Ibu Rondang Siregar berharap supaya budaya mengantri dan budaya buang sampah pada tempatnya, harus lebih ditingkatkan atau bisa dihimbau lewat media sosial, secara sekarang jamannya media sosial sehingga sangat cepat untuk menyampaikan sebuah informasi.
"Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan yang tersisa agar anak cucu kita masih bisa menikmati apa yang kita nikmati saat ini dan tidak mengetahui indahnya alam lingkungan kita hanya dari ensiklopedia," Pesan Ibu Rondang Siregar.
Beliau kembali bercerita dari sekian banyak hewan, beliau adalah penyuka "monyet". Monyet memang hewan yang sangat sosial, dan hampir semuanya hidup dalam pasukan yang terdiri dari beberapa betina dengan anak dan jantan tunggal atau beberapa jantan. Biasanya, betina tinggal di pasukan tempat mereka dilahirkan dan dengan demikian memiliki hubungan erat satu sama lain.
Dan jika flashback berawal dari sang ayah yang suka membacakan buku Gerard W Durrel seorang naturalis asal Inggris dengan bukunya yang berjudul My Family and Other Animal, sehingga membuatnya terkesan dan mulai mengoleksi makhluk-makhluk kecil seperti kupu-kupu, cicak, kecoa, lipan, kodok, sampai ular pucuk, yang membuat ibunya kerap mengomel sebelum memberikan wadah botol untuk menyimpan koleksi-koleksinya, kala itu.
Ketertarikannya dengan segala sesuatu yang berbau makhluk hidup didukung oleh orang tuanya termasuk melakukan kegiatan di luar rumah seperti pramuka dan pecinta alam semasa duduk di bangku sekolah.
Juga terinspirasi seorang ahli kera besar Chimpanzee yang di Afrika, Chimpanzee yaitu Dr. Jane Goodall. Buku yang berjudul in the Shadow of Man, membuatnya mengidolakan Jane dan selalu mencari-cari saat Jane memberikan kuliah umum di Amerika dan Inggris tempatnya training Animal Behavior dan melanjutkan Pendidikan Postgraduate nya.
"Mencari sekolah yang bisa jalan-jalan dan jalan-jalan sambil sekolah, adalah prinsip saya saat itu," Kata Ibu Rondang Siregar.Â