Tak disangka di stasiun Palmerah, ketemu lagi dengan Pak Agung Han, yang selalu bikin saya terkesima melihat konten-kontennya yang keren.
Eh ada Pak Sutiono, Mas Rahab, Mas Andri, Kak Muthiah. Makin girang hati saya, karena tak disangka juga sebab nama mereka tidak masuk di list Koteka, jadi saya tidak tahu ada mereka. Mungkin dari Ketapel atau undangan khusus entahlah. Kalau K Emma, Fenny, Mba Dewi Puspa yang keceh dan Mba Nurul, ada di list jadi saya tak kaget lagi.
Artinya Launching Bukunya Bu Asita DK, ramai dan seru karena tidak hanya dihadiri teman-teman kompasianer, pun teman-teman Bu Asita DK di Kompas, juga keluarga beliau, sepertinya begitu.
Cerita Bu Asita DK, peluncuran buku wisata kali ini adalah buku wisata ke-3, sebelumnya buku wisata mengenai Flores serta Raja Ampat dan Bromo.
Buku wisata ke -3 tersebut dengan judul "Banyuwangi Sunrise of Java" alasannya Banyuwangi merupakan tempat terbitnya matahari pagi pertama di Pulau Jawa paling timur tersebut.
Ditulis dalam waktu 6 bulan, sementara risetnya dilakukan hampir 60 tahun, seusia beliau, luar biasa. Kecintaannya terhadap keindahan Banyuwangi menjadi salah satu alasan. Maka tak heran jika dalam bukunya begitu mengeksplorasi Banyuwangi dengan maksimal, termasuk tempat-tempat kulineran, hingga nomor telponnya lengkap.
Juga bagaimana untuk tiba di Banyuwangi, apakah ingin menggunakan jalur udara maupun darat, seperti mobil atau KRL, dan berapa budgetnya semua tertuang dalam bukunya. Sehingga buku tersebut pun dapat menjadi buku panduan bagi yang hendak berwisata ke Banyuwangi.
Sepertinya diketahui Banyuwangi memang mendapat banyak julukan. Tahun 1980 Banyuwangi di kenal sebagai Kota Pisang, karena kala itu disana banyak tanaman pisang. Banyuwangi sebagai Kota Lumbung Padi, sebagai Kota Bahari, Kota Petualang, Banyuwangi Ijo Roya Royo, Banyuwangi Bumi Blambangan, Kota Osing, Kota Kopi, dan masih banyak julukan lainnya.Â
Namun saat ini pemerintah menggunakan tagline baru untuk mempromosikan Banyuwangi seperti judul bukunya Bu Asita DK "Banyuwangi Sunrise of Java". Karena disaat orang lain masih terlelap dalam tidurnya, masyarakat Banyuwangi sudah menikmati hangatnya sinar mentari. Karena tidak ada satu pun daerah lain di pulau Jawa yang bisa mengklaimnya selain Banyuwangi.
i Bagi yang belum pernah, pasti penasaran, seperti saya dan mungkin  teman lainnya. Atau yang sudah pernah tapi hendak kesana lagi, bisa jadi.Â
Pastikan tidak lupa mengabadikan momen-momen indah dengan memotret meskipun sekedar menunjukkan eksistensi mu di media sosial. Dan jangan lupa beli bukunya Bu Asita DK sebagai panduanmu.Â