Siapa sih yang tidak pernah rindu kampung halaman? Rindu suasananya, rindu lingkungannya, rindu masyarakat sekitar, pokoknya banyak yang dirindukan, termasuk rindu masakan kampung.
Nah, apa yang kamu lakukan tetiba dirundung rindu? Mungkin ada yang menjawab, pulang kampung saja. Benar, tetapi tidak semua orang punya kesempatan untuk pulang kampung.
Pulang kampung adalah kata terindah untuk mereka yang sudah berhasil menemukan jalan pulang.Â
Beruntung dengan kemajuan teknologi, sangat mudah bagi kita untuk melepas rindu dengan orang-orang terkasih, lewat smartphone yang hampir semua orang memiliki, kita bisa video call dan mengetahui bagaimana kondisi orang-orang yang kita cintai di kampung halaman termasuk perkembangan daerah sekitar.
Tak semudah zaman dulu sebelum menjamurnya ponsel, atau ketika sama sekali belum ada ponsel yang dilakukan adalah berkirim surat. Dan itu bisa berhari-hari baru tiba di tempat yang dituju.Â
Seperti ke kampung halaman bapak saya  di Tapanuli Utara, surat bisa tiba hampir satu Minggu dari pulau Jawa. Bisa dibayangkan  jika terjadi sesuatu yang urgent !
Tapanuli Utara adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatra Utara, yang ibu kotanya berada di kecamatan Tarutung.
Untuk mata pencahariannya sendiri, mayoritas masyarakat Tapanuli memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya.Â
Lalu bagaimana jika kita rindu masakan ibu atau masakan kampung halaman?
Kebetulan saya senang memasak, dan kebiasaan saya memasak dimulai waktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Â Yang mana saya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di Tapanuli Utara.
Mungkin atau memang ada beberapa anak di bawah umur terpaksa harus melakukan pekerjaan rumah atau lainnya yang seharusnya belum saatnya untuk itu, karena anak-anak tugasnya adalah belajar dan setelahnya bermain dengan anak seusianya.
Tetapi di kampung saya, anak-anak melakukan pekerjaan rumah seperti memasak dan yang lainnya sebelum berangkat ke sekolah atau sepulang dari sekolah, dan itu sudah hal biasa yang saya tahu, lihat dan rasakan. Bukan juga pekerjaan yang berat bagi anak-anak yang sudah terbiasa.
Karena merupakan pekerjaan biasa yang setiap hari dilakukan, maka sangat jarang di kampung saya ada anak khususnya wanita tidak bisa memasak, dia akan malu sendiri. Sementara pekerjaan orang tua adalah mencari nafkah.
Meskipun tidak semuanya begitu, karena setiap keluarga berbeda-beda termasuk 'dapurnya' pun berbeda.Â
Namun disana mayoritas  anak-anak sekitar usia 10 tahun ke atas, sudah bisa mengolah masakan untuk keluarga.Â
Jadi jika saya rindu keluarga cukup telpon, dan jika rindu masakannya, mari kita masak!
Sayur  Daun Singkong Tumbuk dan Teri Kacang Petai Sambal, termasuk salah satu jenis makanan khas Tapanuli Utara.
Saya yakin, kamu-kamu pasti pernah mendengarnya, bahkan mungkin icip-icip. Â
Ada orang tidak mau repot atau mungkin tidak tau cara mengolahnya jadi lebih praktis untuknya membeli yang sudah matang karena di rumah makan khas Medan atau Lapo-lapo biasanya ada yang menyajikan masakan seperti ini selain Arsik (Ikan Mas) atau Sangsang.
Tetapi saya lebih suka masak sendiri. Rasa rindu  kampung halaman pun terobati.
Hati akan selalu mengenang kampung halaman, karena kampung halaman adalah bagian cerita hidup.Â
Salam Rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H