Benar saja, dari kejauhan memang terlihat bangunan-bangunan tua, konon bangunan tersebut adalah Gapura Panggung, yang memiliki dua ekor naga dan mempunyai arti Catur Naga Rasa Tunggal yang diartikan tahun 1758 Masehi atau 1684 tahun Jawa. Â
Setelah masuk ke dalam, mata dibuat terbelalak, indah memang, apalagi ada kolam-kolam.
pengunjungnya juga ramai, padahal itu bukan weekend loh... Gimana pas hari libur iya.Ada juga beberapa orang yang bikin foto prewedding. keren !!
Rupanya kolam-kolam air tersebut adalah salah satu icon dari Taman Sari, dan memiliki sejarah yang berkaitan dengan Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono I, sebagai pendiri Keraton Yogyakarta. Â
Taman Sari  selain disebut  sebagai 'water kasteel' atau 'istana air' karena sebuah taman air yang berada di dalam sebuah benteng, juga merupakan tempat rekreasi dan peristirahatan bagi Sultan Hamengku Buwono I, permaisuri, anak-anak, dan kerabatnya. Â
Termasuk pemandian selir. Konon Sultan memilih selir dengan cara melemparkan bunga . Selir yang menerima bunga, artinya yang dipilih oleh sultan.
Wajar saja Taman Sari memiliki beberapa area, seperti kolam pemandian, tempat ganti pakaian, taman-taman, juga ada ruangan untuk menari, serta sebagai lokasi pertahanan karena dilengkapi lorong-lorong bawah tanah.
Menurut pemandu lokal, masih ada Sumur Gumuling yang merupakan masjid bawah tanah. Juga bangunan yang disebut Pulo Kenanga yang terletak diantara perumahan penduduk. Â
Namun untuk saat ini tidak bisa dikunjungi karena terjadi kerusakan akibat gempa.
Karena keterbatasan waktu saya dan teman-teman harus menyudahi jejalah di Taman Sari.