Nah, entah para undangan mengerti maknanya atau tidak, satu hal mereka menikmati bahkan ikut terhanyut terbawa suasana, sesekali saling menatap satu sama lain, seperti keheranan dan bertanya-tanya, "Ini adat apa? Â dan mereka (pemberi ulos) siapa?Â
Iya, sekilas saya cerita, Ibu saya orang Sunda dan tertua di keluarganya, mereka delapan bersaudara,  menikah dengan Ayah saya yang orang Sumatera Utara, Ayah saya anak tunggal,  meskipun Ayah dan Ibu saya sudah tak lagi ada atau sudah dipanggil Yang Maha Kuasa lebih dulu, kami anak-anaknya  diajarkan untuk selalu menjaga silaturahmi, sekalipun menganut kepercayaan yang berbeda.
Maka tak heran, kedatangan kami termasuk acara Mangulosi  membuat Bibi dan keluarga besar terharu,  senang pastinya, semuanya adalah bentuk rasa sayang dan cinta kami kepada keluarga, dengan cara yang berbeda, walau kami tak lagi bersama ibu kami, namun silaturahmi harus tetap terjaga.
Karena mencintai dan saling menjaga
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H