Jalinan pinta meragu mengais kedermawanan pejalan kaki
Sungguh ku meminta belas karna ku tak punya apa
Hanya selapis pakaian lusuh yang menempel di badan
Malam ini sungguh dingin menusuk rongga dada
Aku hanya punya sebatang korek dengan wadahnya yang usang yang ku temu di kantong celana jeans kumalku dan pecahan lilin hasil mengaisku di bak sampah
Aku coba menggesek batang korek pada sisi kasar wadahnya yang usang
*terdengar bunyi
Clash!
Nyala kecil!
*pekik aku
Ku tatap lilin itu
*aku melihatnya..
Cahaya itu membuatku tenang . . hangat
Ku tengok kiri kanan
Ternyata aku duduk sendiri di sini, di sisi trotoar dengan ditemani temaram lilin yang mulai meredup
Beberapa menit lagi (mungkin) lilinku akan mati
Beberapa menit lagi (mungkin) lilinku masih menyala
Aku tak tahu kelanjutannya . . aku hanya mampu pasrah
Apa menunggu sampai lilinku redup dan mengawali rasa kehilangan ini ?
Jika memang saatnya ya sudah atau (mungkin) aku cuma bisa menggumam
*mmm..
Malang, 13 April 2011
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI