TOKOH BANGSA YANG TERLIBAT DI PERTEMPURAN SURABAYA
1. Bung Tomo (Sutomo)
Bung Tomo adalah salah satu tokoh paling terkenal dari Pertempuran Surabaya. Ia adalah pemimpin pemuda dan orator ulung yang suaranya membakar semangat rakyat melalui radio. Melalui pidato-pidato yang lantang, Bung Tomo menyampaikan pesan patriotisme dan semangat juang yang menggelora. Dengan kata-kata yang menginspirasi, ia mendorong rakyat untuk tidak takut dan mempertahankan kemerdekaan, meskipun dihadapkan pada ancaman tentara Inggris yang jauh lebih kuat. Suaranya menjadi simbol perlawanan, dan pidatonya yang penuh semangat tetap diingat sampai sekarang.
2. Gubernur R.M.T. Ario Soerjo
Sebagai Gubernur Jawa Timur, Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo memiliki peran vital dalam mempertahankan stabilitas daerah dan menggalang persatuan di tengah pertempuran. Ia bekerja keras untuk memastikan bahwa rakyat tetap solid dan bersemangat dalam menghadapi ancaman dari Sekutu. Bersama tokoh-tokoh lain seperti Bung Tomo, Soerjo berperan penting dalam menjaga semangat juang rakyat dan memastikan koordinasi di antara para pejuang. Selain itu, ia terlibat dalam upaya diplomasi dengan pihak Sekutu, meskipun akhirnya perundingan tersebut tidak dapat menghentikan konflik.
Setelah peristiwa Pertempuran Surabaya, Gubernur Soerjo terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di Jawa Timur. Namun, pada tahun 1948, dalam insiden yang dikenal sebagai Peristiwa Madiun, Gubernur Soerjo diculik dan dibunuh oleh kelompok yang berafiliasi dengan pemberontakan PKI di Madiun. Kematian tragisnya menjadikan Soerjo sebagai salah satu pahlawan yang dihormati di Jawa Timur.
3. KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari, ulama besar dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), memainkan peran kunci dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat Surabaya melawan tentara Sekutu pada 1945. Kepemimpinannya dan pengaruhnya di kalangan umat Islam memberikan legitimasi spiritual bagi perjuangan tersebut. Berikut adalah peran penting KH Hasyim Asy'ari dalam Pertempuran Surabaya:
Mencetuskan Resolusi Jihad. Pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan "Resolusi Jihad" yang menyatakan kewajiban agama bagi umat Islam untuk melawan penjajah. Resolusi ini memotivasi ribuan umat Islam, khususnya santri dan laskar Islam, untuk mempertahankan kemerdekaan.
Menggerakkan Santri dan Laskar. Dengan pengaruhnya di kalangan santri dan pesantren, KH Hasyim Asy'ari berhasil menggerakkan ribuan santri dan laskar, seperti Hizbullah dan Sabilillah, untuk bergabung dalam barisan perlawanan di Surabaya.
Menanamkan Semangat Patriotisme Berlandaskan Agama. Ajakan jihad dari KH Hasyim Asy'ari memberikan dorongan moral yang kuat, menjadikan perjuangan ini tidak hanya fisik tetapi juga sebagai bentuk ibadah.