Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Membangun Resiliensi Emosional: Menghadapi Tantangan Dalam Kehidupan

22 Mei 2023   05:52 Diperbarui: 22 Mei 2023   06:10 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan konflik secara konstruktif, seperti pendekatan kompromi atau negosiasi yang adil. Mengelola konflik dengan bijaksana membantu mempertahankan hubungan yang positif dan menghindari konsekuensi negatif.

Dengan menerapkan strategi ini, individu dapat membangun resiliensi emosional yang kuat. Meningkatkan self-awareness, self-regulation, memupuk optimisme, meningkatkan dukungan sosial, dan meningkatkan keterampilan sosial membantu individu mengatasi tantangan kehidupan dengan lebih baik dan menjaga kesejahteraan mental dan emosional.

PENERAPAN RESILIENSI EMOSIONAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Menghadapi Tantangan Pribadi

Kehilangan pekerjaan. Menghadapi kehilangan pekerjaan adalah tantangan yang menguji resiliensi emosional. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memperoleh dukungan sosial, mengembangkan sikap positif, dan melihat kesempatan baru untuk tumbuh dan belajar. Membangun kembali jaringan profesional, memperbarui keterampilan, dan menjaga optimisme akan membantu dalam menghadapi situasi ini.

Kegagalan dalam mencapai tujuan. Ketika mengalami kegagalan, penting untuk mengubah cara pandang dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Menerapkan self-reflection untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat ditingkatkan, menetapkan tujuan yang realistis, dan mengembangkan strategi baru dapat membantu dalam mengatasi kegagalan dan membangun kembali resiliensi emosional.

Kehilangan orang yang dicintai. Menghadapi kehilangan orang yang dicintai adalah situasi yang sangat menantang secara emosional. Dalam situasi ini, penting untuk memperoleh dukungan sosial yang memadai, mengizinkan diri untuk berduka, dan mengambil langkah-langkah untuk memulihkan diri secara emosional. Mendiskusikan perasaan dengan orang-orang terpercaya, mengikuti proses berduka yang sehat, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan dapat membantu dalam mengatasi kehilangan ini.

Menghadapi tantangan profesional

Mengatasi tekanan dan stress. Lingkungan kerja sering kali penuh dengan tekanan dan stres. Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk mengenali tanda-tanda stres, mengembangkan strategi pengaturan diri, dan mencari cara untuk mengurangi stres, seperti mengatur waktu dengan baik, mengambil istirahat yang cukup, dan melibatkan diri dalam kegiatan relaksasi.

Mengatasi kegagalan dan hambatan. Dalam karier, seringkali akan menghadapi kegagalan dan hambatan. Resiliensi emosional membantu individu untuk melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Mengembangkan kemampuan untuk bangkit kembali setelah kegagalan, memperbarui strategi, dan mencari dukungan dari rekan kerja atau mentor dapat membantu dalam menghadapi tantangan profesional.

Mengembangkan keterampilan adaptasi. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah aspek penting dari resiliensi emosional dalam karier. Mengambil inisiatif dalam menghadapi perubahan, mencari peluang untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru, dan memiliki sikap fleksibel akan membantu individu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun