Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Genius atau Gila?

6 Mei 2023   12:40 Diperbarui: 6 Mei 2023   12:45 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GENIUS ATAU GILA?

Oleh: Sukir Santoso

Seorang genius kadang-kadang menghadirkan ide gila di hadapan kita. Seperti pada saat perencanaan pembangunan Burj Dubai, yang kemudian kini kita kenal dengan Burj Khalifa, mencuat di media kita menganggap itu adalah ide yang sangat gila. Betapa tidak sebuah Gedung bertingkat 163 lantai dengan tinggi 828 m! Pada benak kita ,sebagai orang normal, bertanya, apa mungkin? Namun Gedung yang di arsiteki oleh Adrian Smith, George J. Efstathiou, dan Marshall Strabala itu akhirnya berdiri juga. Gedung tertinggi di dunia yang dimulai pembangunannya 6 Januari 2004 itu, akhirnya diresmikan pada 4 Januari 2010.

Demikian pula ide genius Elon Musk seperti Tesla, SpaceX, Hyperloop, Neuralink dan SolarCity. Apalagi ide-ide yang masih berupa SciFi seperti Teleportasi, membangun kota di bawah tanah, mesin waktu dan elevator angkasa.

Sementara ide gila mobil terbang yang dulu hanya terdapat dalam cerita cerita Harry Potter, dalam buku kedua, yaitu "Harry Potter and the Chamber of Secrets," kini telah mulai membayang fajarnya.

Beberapa contoh mobil terbang yang sedang dikembangkan oleh perusahaan teknologi terkemuka di seluruh dunia.

Sebagai contoh, Terrafugia Transition - Mobil terbang yang sedang dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Terrafugia. EHang 216 - Kendaraan udara pribadi berbentuk drone yang dikembangkan oleh perusahaan EHang. PAL-V Liberty - Mobil terbang yang sedang dikembangkan oleh perusahaan asal Belanda, PAL-V. AeroMobil - Mobil terbang yang sedang dikembangkan oleh perusahaan asal Slowakia, AeroMobil. Volocopter - Mobil terbang berbentuk helikopter yang sedang dikembangkan oleh perusahaan asal Jerman, Volocopter. Dan Joby Aviation - Mobil terbang berbentuk drone yang sedang dikembangkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Joby Aviation.

Dan masih banyak ide-ide genius lainnya yang masih diluar penalaran benak kita atau masih kita anggap sebagai ide yang masuk nalar alias gila atau edan.

Bila kita mengutip apa yang dinyatakan oleh Aristoteles bahwa , "No great genius has ever existed without some degree of madness,"pertanyaannya: Apakah benar demikian???

Nah dalam artikel ini akan kita bahas antara Kegeniusan dan kegilaan.

Genius dan Gila

Genius dan orang yang mengalami gangguan jiwa seperti paranoid dan schizophrenia adalah dua hal yang berbeda dan tidak bisa disamakan. Genius adalah orang yang memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa dalam bidang tertentu, seperti musik, seni, matematika, atau sains. Mereka memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, inovatif, dan kreatif yang menginspirasi orang lain.

Sementara itu, gangguan jiwa seperti paranoid dan schizophrenia adalah kondisi psikologis yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Orang dengan gangguan jiwa mungkin mengalami perubahan dalam persepsi, pemikiran, emosi, dan perilaku yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka.

Sementara itu, kejeniusan adalah suatu keadaan yang terjadi pada sebagian kecil dari populasi dan bukanlah kondisi medis atau psikologis. Kemampuan yang luar biasa dari seorang jenius biasanya disertai dengan kecerdasan tinggi, imajinasi kreatif, kemampuan berpikir logis dan analitis, dan kemampuan memecahkan masalah yang kompleks.

Meskipun ada beberapa contoh orang terkenal atau genius yang dikaitkan dengan gangguan jiwa, seperti Vincent Van Gogh, Ernest Hemingway, Kurt Gdel, Howard Hughes dan lainnya. Tidak benar bahwa gangguan jiwa dapat dianggap sebagai kondisi yang sama dengan kejeniusan. Kebanyakan orang yang mengalami gangguan jiwa menghadapi tantangan dalam hidup sehari-hari dan memerlukan perawatan medis dan dukungan dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan. Namun dapat dikatakan bahwa genius tidak sama dengan gila.

Lalu bagaimana dengan pernyataan Aristoteles yang menyatakan bahwa "No great genius has ever existed without some degree of madness?"

Pernyataan tersebut sebenarnya merupakan interpretasi yang agak berlebihan terhadap pandangan Aristoteles mengenai keterkaitan antara kejeniusan dan kegilaan.

Aristoteles sendiri sebenarnya tidak mengemukakan pandangan yang pasti mengenai hubungan antara kejeniusan dan kegilaan. Ada beberapa kutipan dalam karya-karyanya yang menyiratkan bahwa ia percaya bahwa kegilaan dapat menghambat seseorang dalam mencapai kejeniusan, sementara pada kutipan lain ia menyatakan bahwa kegilaan dapat meningkatkan kreativitas seseorang.

Sementara itu, dalam pandangan modern, anggapan bahwa kegilaan diperlukan untuk mencapai kejeniusan tidak sepenuhnya benar. Kebanyakan orang yang dianggap jenius ternyata tidak memiliki gangguan mental tertentu, dan sebaliknya tidak semua orang yang mengalami gangguan mental bisa disebut sebagai jenius. Oleh karena itu, perlu dihindari kesimpulan yang berlebihan bahwa kegilaan atau gangguan mental diperlukan untuk mencapai kejeniusan.

Dalam kesimpulannya, kejeniusan dan gangguan jiwa seperti paranoid dan schizophrenia adalah dua hal yang berbeda dan tidak bisa disamakan. Meskipun terdapat beberapa contoh orang terkenal yang mengalami gangguan jiwa dan juga dianggap sebagai jenius, tetapi itu tidak berarti bahwa keduanya sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun