Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menghadapi Anak Autis

4 Maret 2023   16:26 Diperbarui: 4 Maret 2023   20:53 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

MENGATASI ANAK AUTIS

Oleh : Sukir Santoso

Menurut Carol Stock Kranowitz dalam bukunya "The Out-of-Sync Child: Recognizing and Coping with Sensory Processing Disorder", anak autis mengalami beberapa gejala atau tanda-tanda dari gangguan pengolahan sensorik pada anak-anak termasuk seperti: Hipersensitivitas atau kepekaan yang berlebihan terhadap rangsangan sensorik, seperti suara yang keras, cahaya yang terang, atau bau yang kuat. Hipoaktivitas atau kurang peka terhadap rangsangan sensorik, seperti tidak merasa sakit ketika terkena luka, atau tidak merasa lapar atau haus. Kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan dan keseimbangan tubuh. Kesulitan dalam fokus dan konsentrasi, dan mudah terganggu oleh rangsangan sensorik di sekitar mereka.  Dan kesulitan dalam berbicara, berinteraksi sosial, dan mengekspresikan emosi.

Anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan dalam memproses informasi sensorik, seperti suara, cahaya, bau, dan sentuhan. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak nyaman atau bahkan sakit ketika terpapar rangsangan sensorik tertentu. Selain itu, anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan dalam koordinasi gerakan dan keseimbangan tubuh, serta kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial.

Untuk menghadapi anak autis Temple Garandin dan Richard Panek dalam bukunya "The Autistic Brain: Thinking Across the Spectrum" memberikan saran antara lain, menjalin hubungan emosional yang kuat dengan anak, mengembangkan kemampuan social anak, menemukan kekuatan dan minat anak, menggunakan pendekatan terapeutik yang terbukti efektif, mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari, dan menciptakan lingkungan yang mendukung.

Menjalin hubungan emosional yang kuat dengan anak

Anak autis mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi secara sosial, tetapi mereka tetap membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang sama seperti anak-anak lainnya. Oleh karena itu, penting untuk menjalin hubungan emosional yang kuat dengan anak, dengan cara menghabiskan waktu bersama, memperhatikan minat mereka, dan memberikan dukungan yang positif.


Mengembangkan kemampuan sosial anak

 Anak autis mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kemampuan sosial mereka dengan memberikan latihan, bimbingan, dan dukungan dalam berinteraksi dengan orang lain.

Mendorong anak untuk berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Anda dapat memberikan latihan berbicara dan memperkenalkan anak pada orang lain di lingkungan sosial mereka, seperti teman, keluarga, dan tetangga.

Mengajarkan anak keterampilan sosial dasar. Anda dapat mengajarkan anak autis keterampilan dasar seperti mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan memulai percakapan.

Membantu anak mengenali emosi mereka sendiri dan emosi orang lain. Anda dapat mengajarkan anak tentang ekspresi wajah, gestur, dan nada suara yang menunjukkan perasaan orang lain. Hal ini dapat membantu anak autis dalam memahami dan menanggapi emosi orang lain.

Mendorong anak untuk memahami perbedaan dan toleransi. Anda dapat mengajarkan anak tentang perbedaan dan kesamaan di antara orang-orang, termasuk perbedaan kebudayaan, ras, dan agama. Hal ini dapat membantu anak autis dalam memahami dunia sosial yang kompleks dan membangun toleransi terhadap perbedaan.

Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Anda dapat mengajak anak autis untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka, seperti kelompok main, kelas seni, atau olahraga.

Mendorong penggunaan teknologi untuk membantu berkomunikasi. Anak-anak autis sering mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal. Oleh karena itu, teknologi seperti aplikasi komunikasi alternatif dan augmentatif (AAC) dapat membantu mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anda dapat mencari informasi dan bimbingan untuk memilih dan menggunakan teknologi AAC yang tepat untuk anak Anda.


Menemukan kekuatan dan minat anak

Anak autis sering memiliki minat khusus dan kemampuan yang unik. Penting untuk menemukan kekuatan dan minat anak, dan membantu mereka mengembangkan potensi penuh mereka.

Mengamati dan berinteraksi dengan anak. Observasi dan interaksi dengan anak dapat membantu Anda mengidentifikasi minat dan kekuatan mereka. Cobalah untuk memperhatikan aktivitas apa yang diminati oleh anak, seperti memainkan mainan tertentu atau membaca buku tertentu.

Mendengarkan apa yang diungkapkan oleh anak. Anda dapat bertanya langsung pada anak tentang minat dan kekuatan mereka. Cobalah untuk memperhatikan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh anak.

Memberikan kesempatan untuk mencoba berbagai aktivitas. Anda dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk mencoba berbagai aktivitas yang berbeda, seperti memasak, menggambar, atau bermain musik. Ini dapat membantu Anda menemukan minat dan kekuatan anak.

Menggunakan minat dan kekuatan anak dalam terapi dan pendidikan. Anda dapat memanfaatkan minat dan kekuatan anak dalam terapi dan pendidikan mereka. Misalnya, jika anak memiliki minat dalam musik, maka terapis dapat menggunakan musik sebagai alat terapi.

Mencari dukungan dari spesialis. Anda dapat mencari dukungan dari spesialis, seperti terapis pendidikan, terapis okupasi, atau konselor untuk membantu Anda menemukan kekuatan dan minat anak. Mereka dapat memberikan saran dan bimbingan dalam mengembangkan minat dan kekuatan anak.

Membangun keterampilan berdasarkan kekuatan dan minat anak. Anda dapat membantu anak membangun keterampilan berdasarkan kekuatan dan minat mereka. Misalnya, jika anak memiliki minat dalam matematika, maka Anda dapat membantu mereka belajar matematika dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih percaya diri dan sukses dalam belajar dan kehidupan sehari-hari.


Menggunakan pendekatan terapeutik yang terbukti efektif

 Terapi perilaku kognitif. Terapi perilaku kognitif melibatkan pembelajaran keterampilan sosial dan perilaku yang diharapkan dalam situasi tertentu. Contohnya, terapi perilaku kognitif dapat membantu anak autis dalam memahami dan mempraktikkan perilaku yang baik di lingkungan sekolah atau di tempat umum. Terapi ini juga dapat membantu anak belajar untuk mengelola emosi mereka dengan lebih baik.

Terapi bermain. Terapi bermain adalah bentuk terapi yang melibatkan permainan dan kegiatan bermain untuk membantu anak belajar keterampilan sosial, emosional, dan motorik. Contohnya, terapis dapat menggunakan permainan untuk membantu anak belajar untuk berbagi, berkomunikasi dengan orang lain, dan mengatur diri mereka sendiri.

Terapi wicara. Terapi wicara dapat membantu anak autis dalam memperbaiki keterampilan komunikasi mereka, termasuk keterampilan bahasa, intonasi suara, dan pengertian sosial. Contohnya, terapis dapat menggunakan permainan peran atau cerita untuk membantu anak memahami dan menggunakan bahasa dengan lebih baik.

Pendekatan terapeutik ini telah terbukti efektif dalam membantu anak autis dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan mengembangkan keterampilan lainnya. Namun, penting untuk dicatat bahwa setiap anak autis unik dan mungkin membutuhkan pendekatan terapeutik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mencari saran dari spesialis dan bekerja sama dengan mereka untuk menentukan pendekatan terapeutik yang paling sesuai untuk anak Anda.


Mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari

Anak autis seringkali mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas sehari-hari, seperti merapikan tempat tidur, mencuci piring, dan memasak. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari yang praktis dan membantu mereka menjadi lebih mandiri.

Membuat jadwal harian. Buatlah jadwal harian yang jelas dan mudah dipahami oleh anak, termasuk waktu untuk makan, bermain, belajar, dan melakukan tugas-tugas rumah. Dengan jadwal yang terstruktur dan rutin, anak akan lebih mudah memahami apa yang diharapkan dari mereka dan kapan harus melakukannya.

Mempelajari tugas rumah tangga.  Ajarkan anak cara membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan memasak makanan. Mulailah dengan tugas yang mudah dan bertahap tingkatkan kesulitan, sehingga anak dapat membangun kepercayaan diri mereka dan merasa lebih mandiri.

Menggunakan visualisasi.  Gunakan gambar atau visualisasi untuk membantu anak memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tugas sehari-hari, seperti merapikan tempat tidur atau mencuci piring. Visualisasi dapat membantu anak mengingat urutan tugas dengan lebih mudah.

Memberikan penguatan positif. Berikan penguatan positif kepada anak ketika mereka berhasil menyelesaikan tugas sehari-hari. Hal ini dapat membantu memotivasi anak untuk melakukan tugas tersebut secara mandiri.

Mengajarkan keterampilan hidup sehari-hari merupakan bagian penting dalam membantu anak autis menjadi lebih mandiri dan mandiri. Dengan keterampilan hidup sehari-hari yang praktis, anak dapat mempersiapkan diri mereka untuk masa depan yang lebih mandiri dan produktif.

Menciptakan lingkungan yang mendukung

Anak autis sangat sensitif terhadap rangsangan lingkungan, seperti suara, cahaya, dan bau. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, seperti mengurangi kebisingan, menyediakan pencahayaan yang sesuai, dan menghindari bau yang menyengat.


Mengurangi kebisingan. Anak autis seringkali sangat sensitif terhadap suara, dan kebisingan dapat membuat mereka merasa gelisah atau terganggu. Untuk mengurangi kebisingan, coba pilih tempat yang tenang dan jauh dari sumber kebisingan, seperti jalan raya atau tempat bermain anak-anak.

Menyediakan pencahayaan yang sesuai. Cahaya yang terlalu terang atau terlalu redup dapat membuat anak autis merasa tidak nyaman atau sulit berkonsentrasi. Cobalah pilih pencahayaan yang sesuai, seperti cahaya yang tidak terlalu terang dan tidak terlalu redup, atau gunakan tirai untuk menyeimbangkan cahaya.

Menghindari bau yang menyengat. Anak autis dapat sangat sensitif terhadap bau-bauan tertentu, seperti parfum atau bau makanan. Cobalah hindari penggunaan produk-produk yang berbau kuat atau sediakan ruangan khusus untuk makan yang jauh dari ruangan lain.

Mempertimbangkan tekstur. Anak autis dapat memiliki preferensi yang sangat kuat terhadap tekstur bahan, seperti pakaian atau sarung bantal. Cobalah pilih bahan-bahan yang lembut dan nyaman untuk anak, dan hindari bahan-bahan yang bisa membuat anak tidak nyaman.

Menciptakan lingkungan yang mendukung sangat penting untuk membantu anak autis merasa nyaman dan fokus pada kegiatan belajar atau aktivitas sehari-hari. Dengan lingkungan yang mendukung, anak dapat lebih mudah berkonsentrasi, belajar, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun