DAHSYATNYA PERANAN Â BERMAIN
Oleh : Sukir Santoso
The Power of Play adalah konsep yang memperhatikan dahsyatnya  peran  bermain dalam perkembangan dan kesejahteraan manusia. Ternyata bermain bukan hanya aktivitas yang menyenangkan, namun juga merupakan komponen penting dalam kehidupan.Â
Bermain memungkinkan anak-anak untuk menjelajahi dan bereksperimen dengan dunia di sekitar mereka, mengembangkan kreativitas, dan membangun keterampilan sosial dan emosional yang penting. Melalui bermain, anak-anak belajar untuk menyelesaikan masalah, berkomunikasi dengan orang-orang sekitar, belajar bekerja sama, dan berlatih untuk mengatur emosi mereka.
Misalnya, bermain dengan balok bangunan dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah saat mereka mencoba membangun struktur dan membuatnya lebih stabil. Bermain pura-pura, seperti bermain rumah-rumahan atau dokter, dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan komunikasi saat mereka berlatih menggunakan bahasa dan mengambil peran yang dimainkan. Bermain dengan orang lain dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kolaborasi saat mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Ada banyak bentuk bermain, termasuk bermain fisik, bermain khayalan, dan bermain sosial. Bermain fisik melibatkan aktivitas seperti berlari, melompat, dan memanjat, sedangkan bermain khayalan melibatkan skenario pura-pura. Bermain sosial melibatkan interaksi dengan orang lain dan dapat mencakup permainan dan aktivitas seperti olahraga tim atau permainan papan.
Menurut laporan dari American Academy of Pediatrics, "Bermain bukanlah hal yang sia-sia; hal ini meningkatkan struktur dan fungsi otak dan mempromosikan fungsi eksekutif (yaitu, proses belajar, bukan konten), yang memungkinkan kita mengejar tujuan dan mengabaikan gangguan." Laporan tersebut juga menyatakan bahwa bermain dapat berdampak positif pada kemampuan akademik anak-anak, termasuk perkembangan bahasa dan literasi, keterampilan matematika, dan kemampuan pemecahan masalah.
Meskipun ada banyak manfaat dari bermain, seringkali nilai dan peranannya diabaikan di masyarakat kita. Banyak sekolah yang telah mengurangi atau menghilangkan waktu istirahat dan bermain. Pembelajaran berbasis bermain sering dianggap kurang penting dibandingkan pencapaian akademik seperti Matematika, IPA dan Bahasa Inggris. Padahal terlalu memaksa pada pencapaian akademik dapat memiliki konsekuensi negatif, seperti peningkatan stres dan kecemasan di antara siswa, serta penurunan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah
Banyak sekolah dan tempat kerja yang lebih memprioritaskan tugas akademik atau terkait pekerjaan daripada bermain, yang mengakibatkan kurangnya kesempatan bermain dan potensi dampak negatif pada kesejahteraan individu
Selain itu, tempat kerja sering memprioritaskan produktivitas dan efisiensi daripada kesejahteraan karyawan, yang mengakibatkan kurangnya kesempatan untuk bermain dan waktu santai.
Sebuah studi oleh International Journal of Workplace Health Management menemukan bahwa karyawan yang memiliki akses ke kegiatan santai di tempat kerja, seperti permainan atau peralatan olahraga, melaporkan tingkat stres yang lebih rendah dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.