Berkali ia melihat jam. Ia ingin melakukannya nanti sehabis tengah malam ketika tetangga tetangga sudah tidur. Akhirnya pak Dito tertidur.
Ketika bangun ia melihat jam sudah pukul 11.45 menit. Segera ia memulai tatiknya. Ia akan berakting sakit perut. Ia mengharap bu lurah akan menunjukkan toilet yang berada di luar rumah walaupun sebenarnya ia sudah diberi tahu oleh pak lurah. Kemudian ia akan berpura-pura masih sakit dan minta dikeroki. Nah setelah dapat berduaan dengan dekat di kamar, pak Dito akan melancarkan serangan asmara mautnya.
Berjingkat pelan pelan seperti kucing mendekati tikus yang akan menjadi mangsanya, ia menuju ke kamar bu lurah. Ternyata pintu kamar setengah terbuka. Berarti bu Lurah yang cantik itu memang memberinya kesempatan, pikirnya. Pelahan dan hati-hati ia memasuki  kamar. Dengan jantung yang berdebur lebih cepat mendekati sosok tubuh yang terbungkus selimut dari ujung kaki sampai ujung kepala. Pak Dito  ingin membangunkan bu lurah. Dengan duduk dipinggir tempat tidur,  tangannya menepuk tubuh yang tertutup selimut itu. Tubuh itu menggeliat sebentar dan membuka selimut yang menutupi kepala.
"Ada apa pak?"
Pak Dito ternganga dan terkejut bukan main. Ternyata sosok yang tertutup selimut itu adalah pak lurah.
Dengan tergagap pak Dito menjawab."Eh, anu pak lurah. Anuu...Saya ketakutan. Â Sa..saya ketakutan. Ada gendruwo di kamar sebelah."
Pak Lurah menggeser tidurnya.
"Kalau begitu bapak tidur disini saja dengan saya. Kebetulan ibu tidur di kamar belakang."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI