Mohon tunggu...
Maskatno Giri
Maskatno Giri Mohon Tunggu... Guru - 🌄©Mas Guru B.INGGRIS SMA,The Alumnus of English P PS UNS SURAKARTA

🌄Sukatno Wonogiri, known as Maskatno Giri, the alumnus of English P PS UNS Surakarta, the owner of sukatnowonogiribelajar.blogspot.com: a learning blog for his students

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menikmati Hidup Bermakna, Bukan Remeh Temeh (Having A Meaningful Life, not Being Useless)

11 Agustus 2024   05:28 Diperbarui: 11 Agustus 2024   15:40 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

QS. Al-Mu'minun Ayat 3:  .... Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan sifat seorang yang beriman, yaitu bahwa seorang mukmin yang mendapat kebahagiaan  itu ialah yang selalu menjauhkan diri dari hal sia-sia atau remeh- temeh (In this verse, Allah SWT explains the nature of a believer, namely that a believer who finds happiness is one who always distances himself from useless or trivial things ).

Persepsi tentang apa yang dianggap remeh temeh dapat bervariasi antara individu dan konteks (Perceptions of what is considered trivial/ useless can be  various between individuals and contexts). Apa yang dianggap remeh temeh oleh satu orang mungkin dianggap penting oleh orang lain(What one person considers trivial may be considered important by another). Oleh karena itu, penting untuk menghormati prioritas masing-masing individu ( Therefore, it is important to respect each individual's priorities )

Namun,  kita perlu  belajar  untuk menilai suatu masalah  bernilai penting atau remeh temeh ( However, we need to learn to assess whether a problem is important or trivial). Dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut, pertama: Apakah masalah tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari atau tidak? ( By answering the following questions, first: Does this problem have a significant impact on daily life or not?) Jika masalah tersebut hanya memiliki dampak kecil tidak begitu membawa manfaat, maka bisa dianggap remeh atau tidak penting (If the problem only has a small impact and is not very beneficial, it can be considered trivial or unimportant ).

Kedua urgensi: Apakah masalah tersebut membutuhkan penyelesaian segera atau tidak?  (Second, urgency: Does the problem require immediate resolution or not).  Jika masalah tersebut tidak membutuhkan penyelesaian segera dan dapat ditangani secara fleksibel, berarti masalah tersebut bisa dianggap remeh atau tidak penting ( If the problem does not require immediate resolution and can be handled flexibly, it means the problem can be considered trivial or unimportant ).

Kebermaknaan: Apakah masalah tersebut memiliki  makna dan berpengaruh kepada keselamatan  dan manfaat  jangka panjang atau tidak? (Meaningfulness: Does the problem have meaning and influence safety and long-term benefits or not?).  Jika masalah tersebut hanya merupakan bagian dari masalah tidak memiliki makna untuk jangka panjang yang signifikan, maka bisa dianggap masalah tersebut termasuk remeh atau tidak penting (If the problem is only part of a problem that does not have significant long-term meaning, then it can be considered that the problem is trivial or unimportant ).

Setiap orang bisa berpotensi melakukan hal-hal yang sia-sia, tidak berguna atau hal remeh-temeh (Everyone can potentially do useless or trivial things). Disengaja atau tidak, setiap orang pernah tergoda oleh tindakan  remeh temeh ( Intentionally or not, everyone has been tempted by trivial actions ).  Sebenarnya tindakan remeh temeh bisa merugikan kita dalam jangka panjang dan menghambat kemajuan kita ( In fact, trivial actions can harm us in the long term and hinder our progress).

Untuk mengatasi godaan ini, kita harus memilik strategi supaya tidak terjerumus ke hal-hal yang lebih buruk ( To overcome this temptation, we must have a strategy so as not to fall into worse things ). Maka kita perlu menyadari bahwa tindakan remeh temeh dapat menghambat pencapaian tujuan dan membuang-buang waktu (So we need to realize that trivial actions can hinder the achievement of goals and waste time).

Kita seharusnya memiliki kemauan untuk memperhatikan  hal-hal yang benar-benar penting dan memiliki dampak positif dalam hidup kita ( We should have the willingness to pay attention to the things that are truly important and have a positive impact on our lives ). Kalau perlu kita membuat daftar prioritas untuk membantu kita mengarahkan energi dan waktu kita pada hal-hal yang lebih berarti (If necessary, we make a priority list to help us direct our energy and time to more meaningful things )

Kita sebaiknya menjauhkan diri dari lingkungan yang memicu tindakan remeh temeh ( We should distance ourselves from environments that trigger trivial actions). Misalnya, jika kita tergoda untuk banyak menghabiskan waktu dan uang  bermain game online, coba-coba judi on line dll ( We should distance/ keep away ourselves from environments that trigger trivial actions ). Sebaiknya  kita menghindari membuka permainan tersebut atau nonaktifkan notifikasi yang terkait ( We should avoid opening the game or disable related notifications ).

Untuk menghindari perbuatan sia-sia, kita seharusnya mampu menemukan manfaat jangka panjang yang akan kita dapatkan dari menghindari tindakan remeh temeh ( To avoid wasteful actions, we should be able to find the long-term benefits that we will get from avoiding trivial actions).

Perlu kita menyadari bahwa banyak alasan  kenapa kita tidak terjerumus pada hal yang remeh temeh ( We need to realize that there are many reasons why we should not fall for trivial things ):

Pertama, ketika ada banyak  masalah yang lebih penting dan membutuhkan perhatian, seharusnya kita fokus pada hal-hal yang lebih penting (First, when there are many problems that are more important and require attention, we should focus on things that are more important ). Kita seharusnya  memilih untuk fokus pada hal-hal yang memiliki dampak yang lebih signifikan atau relevan dalam konteks tertentu ( We should choose to focus on things that have a more significant impact or are relevant in a particular context).

Kedua, dengan alasan keterbatasan waktu dan sumber daya, sebaiknya kita menganggap hal yang remeh  tidak layak untuk diberikan perhatian yang signifikan ( Second, for reasons of limited time and resources, we should consider trivial matters not worthy of significant attention ). Sebaiknya kita  memperhatikan dari isu-isu yang lebih substansial dan penting ( We should pay attention to more substantial and important issues).

Ketiga, kita perlu menyadari bahwa fokus kepada urusan remeh temeh sebagai hal yang tidak berharga atau tidak memiliki nilai yang signifikan ( Third, we need to realize that focusing on trivial matters is worthless or does not have significant value). Kita seharusnya tidak  membahas hal-hal yang  tidak penting, karena  akan membuang-buang waktu dan energi  (We should not discuss things that are not important, because it will waste time and energy).

Terakhir, selanjutnya  terserah Anda. Tulisan ini sarana untuk refleksi diri sebagai sarana pembelajaran (Lastly, what follows is up to you. This article is a means for self-reflection as a means of learning ).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun