Mohon tunggu...
Maskatno Giri
Maskatno Giri Mohon Tunggu... Guru - 🌄©Mas Guru B.INGGRIS SMA,The Alumnus of English P PS UNS SURAKARTA

🌄Sukatno Wonogiri, known as Maskatno Giri, the alumnus of English P PS UNS Surakarta, the owner of sukatnowonogiribelajar.blogspot.com: a learning blog for his students

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menikmati Hidup Bermakna, Bukan Remeh Temeh (Having A Meaningful Life, not Being Useless)

11 Agustus 2024   05:28 Diperbarui: 11 Agustus 2024   15:40 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pertama, ketika ada banyak  masalah yang lebih penting dan membutuhkan perhatian, seharusnya kita fokus pada hal-hal yang lebih penting (First, when there are many problems that are more important and require attention, we should focus on things that are more important ). Kita seharusnya  memilih untuk fokus pada hal-hal yang memiliki dampak yang lebih signifikan atau relevan dalam konteks tertentu ( We should choose to focus on things that have a more significant impact or are relevant in a particular context).

Kedua, dengan alasan keterbatasan waktu dan sumber daya, sebaiknya kita menganggap hal yang remeh  tidak layak untuk diberikan perhatian yang signifikan ( Second, for reasons of limited time and resources, we should consider trivial matters not worthy of significant attention ). Sebaiknya kita  memperhatikan dari isu-isu yang lebih substansial dan penting ( We should pay attention to more substantial and important issues).

Ketiga, kita perlu menyadari bahwa fokus kepada urusan remeh temeh sebagai hal yang tidak berharga atau tidak memiliki nilai yang signifikan ( Third, we need to realize that focusing on trivial matters is worthless or does not have significant value). Kita seharusnya tidak  membahas hal-hal yang  tidak penting, karena  akan membuang-buang waktu dan energi  (We should not discuss things that are not important, because it will waste time and energy).

Terakhir, selanjutnya  terserah Anda. Tulisan ini sarana untuk refleksi diri sebagai sarana pembelajaran (Lastly, what follows is up to you. This article is a means for self-reflection as a means of learning ).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun