Kalau  saya tidak berdamai dengan masa lalu, saya yakin sulit  merasakan  kebahagiaan (If I am not peaceful with the past, I'm sure it will be difficult to have happiness ).  Lebih jauh lagi  saya bisa menjadi manusia pendendam, karena di masa lalu, aku sering direndahkan dan  dibuli  ( Furthermore, I can be a vengeful person, because in the past, I was often humiliated and  bullied )
Mungkin pembaca ingin tahu alasan kenapa aku sering tersakiti  di masa lalu (Maybe readers want to know the reason why I was often hurt in the past) ?
Saya kebetulan  terlahir  dari keluarga petani miskin di daerah tandus di kabupaten Wonogiri, saya sebagai anak terakhir dari 8 bersaudara(Coincidentally, I was born into a poor farming family in a barren area in Wonogiri district, I am the last child of 8 siblings ). Saya terlahir saat ibuku berusia sekitar 45 tahun, terlahir dalam kondisi gizi buruk ( I was born when my mother was around 45 years old, born in a malnutritious condition ). Saat di SD  sampai SMP  saya terlihat paling kecil dan paling kurus. Kalau orang Jawa sering menyebut " anak kecenthet" ( When I was in elementary school until middle school, I looked the smallest and skinniest. Javanese people often call "kecenthet" ).
Penderitaan sebagai anak terkecil dan terkurus bisa  kurasakan saat di SD and SMP (I could feel the suffering of being the smallest and skinniest child when I was in elementary and junior high school ). Saat  berolah raga, berlari misalnya termasuk yang tertinggal, beberapa  teman yang secara langsung mengucapkan di depan saya, saya  sebagai anak kurang gizi (When exercising, running for example, one of the things left behind, several friends directly said in front of me that I was a malnutritious  child) .
Setelah lulus SMP, saya  merantau dan bersekolah di Kota Solo sambil bekerja  sebagai tukang koran dan pekerja kasar,sesekali mampu membeli makanan bergizi (After graduating from junior high school, I migrated and went to school in the city of Solo while working as a newspaper boy and a manual worker, occasionally being able to buy nutritious food ).  Jadi, saat bersekolah di SMA alhamdulillah, saya terlihat ada perkembangan atau perbaikan penampilan (So, when I was in high school, thank God, I saw some cahnges or improvement in my appearance).
Waktu berlalu dengan cepat, setelah lulus SMA saya mampu kuliah di Pendidikan bahasa Inggris UNS mampu lulus dengan cepat (Time passed quickly, after graduating from high school I was able to study English at UNS and was able to graduate quickly) . Singkat cerita bisa menjadi guru Bahasa Inggris ( In  short,  I can be an English teacher for SMA).
Beberapa bulan lalu, saya diundang ke reunian SMP dan salah satu yang membuli saya dulu juga hadir. Dan saya sudah menasehati diri sendiri :  "Saya harus berdamai dengan masa lalu ". ( A few months ago, I was invited to  SMP reunion and one of the people who bullied me in the past also attended. And I have advised myself: "I have to be peaceful in my past." )
 Berdamai dengan masa lalu memiliki beberapa manfaat yang dapat memengaruhi kehidupan kita secara positif antara lain dapat  lebih bahagia, terhindar dari kecemasan yang disebabkan oleh peristiwa masa lalu, kita dapat membangun kembali kepercayaan diri yang mungkin terpengaruh oleh peristiwa masa lalu ( Making peace with the past has several benefits that can influence our lives positively, including being happier, avoiding anxiety caused by past events, we can rebuild self-confidence that may have been affected by past events ). Dengan berdamai dengan masa lalu, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang lain ( By making peace with the past, we can build healthier relationships with others ).
Untuk berdamai dengan masa lalu, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan ( To make peace with the past, there are several ways we can do it ):
Pertama, kita tidak perlu  menengok ke belakang lagi, seperti hidup di masa lalu (First, we don't need to look back anymore as living in th past ) .  Kita perlu fokus untuk bergerak maju dan kita tidak perlu terpuruk dan berpikiran negatif (We need to focus on moving forward and we don't need to be down and think negatively )
Kedua, kita perlu berpikir positif untuk mencari hikmah ( Second, we need to think positively to look for wisdom). Kita harus pintar mengambil hikmah dari masa lalu dan jadikan itu sebagai motivasi untuk masa depan ( We have to be smart in taking lessons from the past and using them as motivation for the future ).
Ketiga, menjadi korban yang  mampu bangkit ( Third, become a victim who are able to rise up )  . Kita tidak perlu  memposisikan diri sebagai korban atas kejadian masa lalu, lalu menunggu permintaan maaf dari orang lain. Ini cuma akan membuang-buang waktu (Third, become a victim who are able to rise up. We don't need to position ourselves as victims of past events, then wait for an apology from others. This will just be a waste of time  ) .
Keempat, kita harus memiliki jiwa pemaaf (Fourth, we must have a forgiving spirit). Kita harus belajar untuk  memaafkan diri sendiri dan orang lain (We must learn to forgive ourselves and others  ).  Memaafkan diri sendiri  dan orang lain adalah langkah penting dalam berdamai dengan masa lalu (Forgiving ourself  and others is an important step in making peace with the past ).  Tindakan ini akan membantu melepaskan rasa marah, bersalah, malu, atau kesedihan yang terkait dengan masa lalu  ( This action will help release feelings of anger, guilt, shame, or sadness associated with the past).
Kelima, kita  harus belajar menerima dan mencintai perasaan diri (Fifth, we must learn to accept and love our feelings). Kita tidak perlu takut merasakan emosi negatif seperti duka, marah, kecewa, atau sedih (We don't need to be afraid of feeling negative emotions such as sadness, anger, disappointment, or sadness).  Kita perlu membiarkan masalah itu berlalu, supaya  bisa  berdamai dengan diri sendiri  ( We need to let the problem pass, so we can be at peace with ourselves )
Keenam, kita dapat  menjadi motivator untuk orang lain (Sixth, we can be motivators for other people ). Kita perlu membagikan  cerita pada orang lain (We need to share stories with other people ).  Berbagi cerita atau pengalaman dengan orang lain dapat membantu dalam proses berdamai dengan masa lalu (Sharing stories or experiences with other people can help in the process of making peace with the past).  Kita perlu membicarakan perasaan kepada orang terpercaya atau teman dekat yang dapat memberikan dukungan dan pemahaman ( We need to talk about our feelings with trusted people or close friends who can provide support and understanding ).
Melalui tulisan ini, semoga kita mampu berdamai dengan masa lalu sehingga hidup kita semakin bahagia  (Through this article, hopefully we can make peace with the past, so we are getting happier).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H