Mohon tunggu...
Maskatno Giri
Maskatno Giri Mohon Tunggu... Guru - 🌄©Mas Guru B.INGGRIS SMA,The Alumnus of English P PS UNS SURAKARTA

🌄Sukatno Wonogiri, known as Maskatno Giri, the alumnus of English P PS UNS Surakarta, the owner of sukatnowonogiribelajar.blogspot.com: a learning blog for his students

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berdamai dengan Masa Lalu (Being peaceful With The Past)

30 Juli 2024   09:59 Diperbarui: 31 Juli 2024   10:07 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, menjadi korban yang  mampu bangkit ( Third, become a victim who are able to rise up )  . Kita tidak perlu  memposisikan diri sebagai korban atas kejadian masa lalu, lalu menunggu permintaan maaf dari orang lain. Ini cuma akan membuang-buang waktu (Third, become a victim who are able to rise up. We don't need to position ourselves as victims of past events, then wait for an apology from others. This will just be a waste of time  ) .

Keempat, kita harus memiliki jiwa pemaaf (Fourth, we must have a forgiving spirit). Kita harus belajar untuk  memaafkan diri sendiri dan orang lain (We must learn to forgive ourselves and others  ).  Memaafkan diri sendiri  dan orang lain adalah langkah penting dalam berdamai dengan masa lalu (Forgiving ourself  and others is an important step in making peace with the past ).  Tindakan ini akan membantu melepaskan rasa marah, bersalah, malu, atau kesedihan yang terkait dengan masa lalu  ( This action will help release feelings of anger, guilt, shame, or sadness associated with the past).

Kelima, kita  harus belajar menerima dan mencintai perasaan diri (Fifth, we must learn to accept and love our feelings). Kita tidak perlu takut merasakan emosi negatif seperti duka, marah, kecewa, atau sedih (We don't need to be afraid of feeling negative emotions such as sadness, anger, disappointment, or sadness).  Kita perlu membiarkan masalah itu berlalu, supaya  bisa  berdamai dengan diri sendiri  ( We need to let the problem pass, so we can be at peace with ourselves )

Keenam, kita dapat  menjadi motivator untuk orang lain (Sixth, we can be motivators for other people ). Kita perlu membagikan  cerita pada orang lain (We need to share stories with other people ).  Berbagi cerita atau pengalaman dengan orang lain dapat membantu dalam proses berdamai dengan masa lalu (Sharing stories or experiences with other people can help in the process of making peace with the past).  Kita perlu membicarakan perasaan kepada orang terpercaya atau teman dekat yang dapat memberikan dukungan dan pemahaman ( We need to talk about our feelings with trusted people or close friends who can provide support and understanding ).

Melalui tulisan ini, semoga kita mampu berdamai dengan masa lalu sehingga hidup kita semakin bahagia  (Through this article, hopefully we can make peace with the past, so we are getting happier).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun