Ketiga, menjadi korban yang  mampu bangkit ( Third, become a victim who are able to rise up )  . Kita tidak perlu  memposisikan diri sebagai korban atas kejadian masa lalu, lalu menunggu permintaan maaf dari orang lain. Ini cuma akan membuang-buang waktu (Third, become a victim who are able to rise up. We don't need to position ourselves as victims of past events, then wait for an apology from others. This will just be a waste of time  ) .
Keempat, kita harus memiliki jiwa pemaaf (Fourth, we must have a forgiving spirit). Kita harus belajar untuk  memaafkan diri sendiri dan orang lain (We must learn to forgive ourselves and others  ).  Memaafkan diri sendiri  dan orang lain adalah langkah penting dalam berdamai dengan masa lalu (Forgiving ourself  and others is an important step in making peace with the past ).  Tindakan ini akan membantu melepaskan rasa marah, bersalah, malu, atau kesedihan yang terkait dengan masa lalu  ( This action will help release feelings of anger, guilt, shame, or sadness associated with the past).
Kelima, kita  harus belajar menerima dan mencintai perasaan diri (Fifth, we must learn to accept and love our feelings). Kita tidak perlu takut merasakan emosi negatif seperti duka, marah, kecewa, atau sedih (We don't need to be afraid of feeling negative emotions such as sadness, anger, disappointment, or sadness).  Kita perlu membiarkan masalah itu berlalu, supaya  bisa  berdamai dengan diri sendiri  ( We need to let the problem pass, so we can be at peace with ourselves )
Keenam, kita dapat  menjadi motivator untuk orang lain (Sixth, we can be motivators for other people ). Kita perlu membagikan  cerita pada orang lain (We need to share stories with other people ).  Berbagi cerita atau pengalaman dengan orang lain dapat membantu dalam proses berdamai dengan masa lalu (Sharing stories or experiences with other people can help in the process of making peace with the past).  Kita perlu membicarakan perasaan kepada orang terpercaya atau teman dekat yang dapat memberikan dukungan dan pemahaman ( We need to talk about our feelings with trusted people or close friends who can provide support and understanding ).
Melalui tulisan ini, semoga kita mampu berdamai dengan masa lalu sehingga hidup kita semakin bahagia  (Through this article, hopefully we can make peace with the past, so we are getting happier).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H