Tulisan ini dimaksudkan  bukan untuk  menunjukkan kesombongan (This article is not intended to show  arrogance ),  Allah SWT pasti  murka  kepada orang -orang sombong  (Allah SWT will definitely be angry with arrogant people) . Tulisan ini untuk  mengajak saya sendiri, anggota keluarga ,  para siswa tercinta dan Kompasianer supaya  semakin bersyukur atas kuasa Allah SWT (This article is to invite myself, my family members ,  my beloved students and Kompasianers to be more grateful for the power of Allah SWT) . Salah satu anakku juga penulis atau Kompasianer (One of my children is also the writer  or  Kompasianer).
Saya termasuk yang meyakini bahwa keajaiban itu nyata-nyata ada (I am one of those who believe that miracles  are really exist. One proof of this is my own experience) . Salah satu buktinya adalah pengalaman saya sendiri (One proof of this is my own experience). Melalui  tulisan ini saya akan menunjukkan bukti-bukti keajaiban yang saya bisa rasakan dan saya akan menunjukkan sebagian saja (Through this article I will show evidence of miracles that I can feel and I will show only some of them).
Saya terlahir dari pasangan suami istri  petani di daerah tandus di salah satu desa terpencil di Wonogiri (I was born to a married couple as  a farmer in one of the remote villages in Wonogiri . Kedua ortuku tidak pernah sekolah (Both of my parents never went to school/ uneducated people). Beliau dikaruniai 8 anak dan saya anak terakhir (They were blessed with 8 children and I was the last child).Â
Keajaiban yang telah kualami, di keluarga saya, saya satu-satunya anak yang bisa  bergelar sarjana dan bisa lulus sampai  S1 dan S2 di Pendidikan Bahasa Inggris  UNS Surakarta ( The miracle that I have experienced, In my family I am the only child who can hold a bachelor's degree and can graduate to Bachelor's and Master's degrees in English Language Education at UNS Surakarta). Â
Bagi orang tertentu menjadi sarjana itu hal biasa, karena memang mereka dilahirkan dari keluarga terpelajar dan putra-putranya dibiayai untuk sampai ke perguruan tinggi (For certain people, becoming a graduate is not amazing, because they were born into an educated family and their sons were paid for to go to college ). Â
Namun, saya setelah lulus SMP merantau ke Solo sekolah SMA lalu kuliah dengan biaya sendiri sebagai "paper boy" alias tukang koran, pekerja cleaning service  dan guru les (However, after graduating from junior high school, I migrated to Solo to attend high school and then I  went to college at my own expense as a " newspaper boy", cleaning service worker and private tutor). Dan Alhamdulillah  saya bisa melanjutkan  kuliah sampai  S2/ pasca sarjana ( And Alhamdulillah, I was able to continue studying until Masters/post graduate).
Keajaiban  kedua, saya belum pernah mengalami punya pacar ( The next miracle, I have never had a girl friend ). Bahkan saya tidak punya keberanian untuk naksir cewek ( Even I don't have the courage to have a crush on a girl). Namun setelah lulus kuliah, saya dijodohkan dengan seorang wanita  cantik yang belum pernah aku kenal (  But after graduating from college, I was matched with a  beautiful woman I had never met and known before. ). Jujur saja awalnya, saya menikah dengan terpaksa (To be honest, at first, I got married because I was forced to ).Â
Saya sudah berencana ingin  merantau ke Jakarta, karena saya punya teman  menjadi guru les privat di kalangan anaknya artis dan pejabat (I had planned to move to Jakarta, because I have a friend who is a private tutor for the children of artists and bureaucrats ).Â
Karena  ibu saya sakit pada saat itu, saya harus merawat beliau, akhirnya saya dinikahkan biar  bisa merawat dengan optimal (Because my mother was sick at that time, I had to take care of her, so I finally got married so I could take care of her optimally ).
Kini usia pernikahan kami sudah lebih dari 25 tahun,  alhamdulillah walau kami belum saling kenal sebelumnya keluarga kami harmonis ( Now we have been married for more than 25 years,  Alahmdulillah-thank God, even though we didn't know each other before, our family is harmonious).Â
Keajaiban berikutnya, saya diberi hadiah oleh salah satu  teman saya bisa menunaikan umroh ke Mekah  gratis ( The next miracle, I was given a gift by one of my friends to be able to perform Umrah for free ) . Bagi saya ini hadiah luar biasa  (For me it  is an extraordinary gift ). Saya belum menganggarkan untuk bisa umroh  namun Gusti Allah telah memberikan kesempatan ( I have not budgeted to be able to do  Umrah but Gusti Allah has given me the opportunity ). Kini kami bersama istri sudah mampu mendaftarkan haji walau masih antri ( Also  my  wife and I were able to register for Hajj even though we were still queuing ).