Melalui tulisan ini setidak- tidaknya saya sebagai orang tua dan sekaligus sebagai seorang guru  bisa evaluasi diri bahwa kita mungkin  pernah  melakukan kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak  (Through this article, at least as a parent and  a teacher, I can evaluate myself that we are as parents  may have made mistakes in educating our children/ students). Terkadang  kesalahan-kesalahan yang kita lakukan tanpa sengaja  ( We sometimes make mistakes unintentionally).  Salah satunya kita masih miskin ilmu dan pengalaman  ( One of them is that we are still poor of  knowledge and experience) .
Kita sebagai orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak-anak kita  (We are  as parents have a very important role in educating our children ). Namun, terkadang kita  juga dapat melakukan kesalahan dalam proses pendidikan  ( However, we  sometimes also make mistakes in the educational proces  ). Sebagai refleksi kita, terdapat tujuh kesalahan umum yang dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak-anak kita  ( As our reflection, there are  seven  common mistakes made by parents in educating  our  children ) :
- Tidak menjadi sosok teladan (Not to be  a role model): Orang tua seharusnya memberikan contoh dan menunjukkan perilaku positif akan menginspirasi anak-anaknya untuk melakukan hal yang sama (Parents should give an example and demonstrate positive behaviors inspire their children to follow suit). Dengan mewujudkan sifat-sifat seperti kebaikan, kejujuran, dan ketekunan, orang tua dapat memotivasi anak-anaknya untuk berperilaku lebih baik dan mengembangkan karakter yang baik (By embodying qualities such as kindness, honesty, and perseverance, parents can motivate their children to behave better and develop good character traits).
- Menunjukkan sikap negatif terhadap anak (Showing  a negative attitude): Orang tua seharusnya tetap bersikap positif bahkan selama masa-masa sulit dan menjadi teladan bagi anak-anak (The parents should stay positive even during challenging times and model for their children) . Mereka fokus pada kegembiraan menjadi orang tua dan mengingat gambaran atau imajinasi yang lebih besar dalam benaknya (They focus on the joys of parenting and keep the bigger picture/image in the mind).
- Mengabaikan perhatiannya  pada kehidupan anak-anak (Being  uninvolved and interested in children's live) : Orang tua yang menunjukkan minat yang tulus terhadap kehidupan dan aktivitas anak-anaknya akan menginspirasi mereka untuk unggul secara akademis dan pribadi  (Parents who show genuine interest in their children's lives and activities inspire them to excel academically and personally) Orang tua yang menunjukkan minat yang tulus terhadap kehidupan dan aktivitas anak-anaknya akan menginspirasi mereka untuk unggul secara akademis dan pribadi. Ketika orang tua terlibat dalam pendidikan dan hobi anak-anak mereka, hal ini berdampak positif pada hasil akademis mereka (When parents are engaged in their children's education and hobbies, it positively impacts their academic outcomes). Juga  tidak perlu orang tua  menerapkan aturan yang sangat ketat dan tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara atau mengemukakan pendapatnya  (There is also no need for parents to apply very strict rules and not to  give children the opportunity to speak or express their opinions ). Hal ini dapat menghambat perkembangan anak dalam mengembangkan kreativitas dan kepercayaan diri  (In this case  can hinder children's development in developing creativity and self-confidence  ).
- Kurangnya komunikasi  ( Lack of communication ): Sebagai orang tua, kita  perlu menjalin Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak  ( As a parent, we  need to establish good communication between parents and children). Namun, terkadang orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas lainnya sehingga kurang waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anak kita (However, sometimes parents are too busy with work or other activities so they don't have enough time to communicate with our children). Hal ini dapat membuat anak merasa tidak dihargai dan sulit untuk berbagi perasaan atau masalah mereka dengan orang tua  (This can make children feel unappreciated and make it difficult to share their feelings or problems with the parents  ).
- Perbandingan yang tidak sehat (Unhealthy comparisons) : Kita terkadang membandingkan anak-anak kita  dengan anak-anak lain dalam hal prestasi, kepribadian, atau penampilan  (We often compare our children with other children in terms of achievements, personality, or appearance ). Hal ini dapat membuat anak merasa tidak dihargai dan kurang percaya diri  (It can make children feel unappreciated and lack self-confidence ). Anak-anak  memiliki keunikan dan potensi masing-masing, dan perbandingan yang tidak sehat dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak (the children have  their own uniqueness and potential, and unhealthy comparisons can damage the relationship between parents and children ).
- Kurangnya pendukung (Lack of supporting) : Mendukung anak-anak dalam kegiatan mereka sangat penting dalam membantu mereka berkembang dan mengembangkan minat serta bakat mereka ( Supporting children in their activities is vital in helping them develop and develop their interests and talents ). Namun, terkadang orang tua tidak memberikan dukungan yang cukup, baik secara emosional maupun secara finansial. Hal ini dapat menghambat motivasi dan kepercayaan diri anak  ( However, sometimes parents do not provide enough support, both emotionally and financially. This can hinder children's motivation and self-confidence ).
- Mengabaikan anak-anak  ( Neglecting the children) : Ada beberapa orang tua terlalu membiarkan anak-anak melakukan apa pun yang mereka inginkan tanpa memberikan panduan atau batasan yang jelas  ( There are some parents who let their children do whatever they want without providing clear guidelines or boundaries ). Pembiaran ini dapat membuat anak-anak kehilangan arah dan tidak memahami konsekuensi dari tindakan mereka  (This neglecting act  can make children lose direction and not understand the consequences of their actions ).
Setelah kita melakukan refleksi  (After we had reflection) , semoga kita sebagai orang tua menjadi semakin baik (Hopefully we are  as parents will get better).  Demikian juga  semoga anak-anak kita akan tumbuh dan berkembang lebih baik, sehingga mereka memiliki masa depan yang lebih baik  (Hopefully, our children will grow and develop better, so that they have a better future).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H