Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... desain grafis, blogger, -

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kompas Gramedia. Maskarja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film

Ajakan Menonton Film G30S/PKI Versi Orde Baru? Apa Kepentingan Politiknya?

26 September 2018   09:22 Diperbarui: 26 September 2018   09:32 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sukarno dan Suharto/Gardanasional.id

Ide Sukarno tersebut juga mungkin diterapkan oleh Presiden Suharto, yaitu dengan penyederhanaan partai-partai yang ada menjadi dua partai (PPP dan PDI) dan satu Golongan Karya. Kita bisa melihat hingga saat ini, berhasilkah ide Suharto itu? Nyatanya saat ini, partai-partai sudah lebih dari 3 partai.

Hizbut Tahrir Indonesia/Kriminologi.id
Hizbut Tahrir Indonesia/Kriminologi.id
Bagi penulis, organisasi atau partai apa pun yang jelas-jelas bertentangan dengan ideologi Pancasila dan juga anti kebhinekaan, apalagi dengan menghalalkan cara untuk mencapai kekuasaan, maka tak perlu lagi partai atau organisasi itu bercokol di Tanah Air ini.

Ideologi komunis atau khilafah bisa jadi ada di setiap orang, dimana mereka juga bisa berada di partai-partai yang kita kenal saat ini. Yang terpenting, paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 harus enyah dari bumi pertiwi ini. Karena kita semua sudah menyepakati, Pancasila dan UUD 1945 sebagai pegangan kita berbangsa dan bernegara ketika untuk pertama kali negara ini terbentuk.

Sukarno/TribunNews.com
Sukarno/TribunNews.com
Untuk diketahui, Sukarno pernah menghukum dua sahabatnya, yaitu Muso dan Karto Suwiryo. Dua sahabatnya itu dianggap telah melakukan sebuah pemberontakan kepada negara. Muso yang melakukan pemberontakan PKI di Madiun, sedangkan Karto Suwiryo adalah dalang dari pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia(DI/TII).

Bagi penulis, ajakan menonton  film G30S/PKI boleh-boleh saja, asal dilengkapi juga dengan pengetahuan dan pemahaman sejarah yang baik. Sejarah yang sebenarnya, bukan sejarah yang dibuat oleh penguasa. Dan,kita menolak kekerasan dalam bentuk apapun, siapa pun yang melakukannya, baik yang berpaham komunis maupun yang berpaham agama sekalipun.

sumber: 1, 2,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun